9 Bencana Pada Zaman Nabi, yang Bisa Diambil Hikmah Oleh Umat Manusia

- 13 Desember 2020, 11:11 WIB
Ilustrasi bencana.
Ilustrasi bencana. /Pixabay

BAGIKAN BERITA - Dalam perjalanan peradaban manusia pernah beberapa kali terjadi peristiwa besar yang hampir memutuskan mata rantai peradaban itu sendiri.

Perubahan itu disebabkan oleh serentetan peristiwa bencana besar seperti banjir, gempa bumi, letusan gunung berapi, dan pergerakan lempengan bumi atau tsunami yang merusakkan proses peradaban manusia pada masa lampau.

Begitupun peristiwa bencana yang terjadi di muka bumi ini sejak zaman Nabi Adam hingga sekarang. Bencana yang terjadi merupakan kehendak-Nya, harus kita maknai sebagai peringatan dan rahmat yang diberikan Allah kepada kita.

Baca Juga: BTS Raih Daesang di TMA 2020, Ini Daftar Lengkap Pemenang THE FACT MUSIC AWARDS 2020

Tidak ada salahnya kita berkaca pada sejarah dan berikut contoh bencana yang sempat memusnahkan satu kaum yang semoga hal ini tidak terjadi pada kita berikut pemaparannya.

Pertama, Banjir besar pertama dan terdahsyat di dunia terjadi pada zaman Nabi Nuh AS. Banjir besar itu terjadi pada hari Jumat dan berlangsung selama enam bulan.

Azab yang ditimpakan kepada umat Nabi Nuh itu karena mereka membangkang seruan nabinya untuk beriman kepada Allah. Kisah tersebut diabadikan dalam Alquran.

Nabi Nuh yang jengah dengan ulah kaumnya kemudian mengadukan masalah yang dihadapinya kepada Allah SWT. Maka Allah memperkenankan doanya dan membinasakan semua manusia yang ada di muka bumi dari kalangan orang-orang kafir hingga anak Nuh sendiri yang memisahkan diri dari ayahnya dan bergabung dengan kaumnya dalam kekafiran.

Baca Juga: Sinopsis Cerita Ikatan Cinta Minggu 13 Desember di RCTI: Ada Gempa Bumi, Bagaimana Nasib Andin

Kedua, Dalam amanahnya, Nabi Luth diminta oleh Allah untuk menyadarkan kaum Sodom dan mengenalkan ajaran Allah. Sesampainya di Sodom, Nabi Luth terkejut karena maraknya pencurian hingga penyuka sesama jenis.

Kaum Sodom merupakan kaum pertama di dunia yang melakukan perbuatan keji yakni menyukai sesama jenis.Saat subuh tiba, Allah mendatangkan gempa bumi, angin kencang, dan hujan batu hingga negeri Sodom hancur bersama orang-orang tercela di dalamnya.

"Dan Kami turunkan kepada mereka hujan [batu]; maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu," (Q.S.Al-A'raf: 84).

Ketiga, Fir’aun (Ramses II) dan kroni-kroninya yang kafir telah dihujani bencana berupa angin topan, belalang, kutu, kodok, dan darah, kemudian minta dimohonkan oleh Nabi Musa AS agar mereka dilepaskan dari azab itu.

Setelah azab tersebut dilepaskan oleh Allah, mereka lantas kembali kafir. Bahkan sang Firaun tetap memproklamasikan diri sebagai ‘Tuhan’. Maka Allah tenggelamkan mereka ke dasar Laut Merah (Q.S. Al-A’raaf [7]: 133-136).

Baca Juga: Alur Cerita Ikatan Cinta Minggu 13 Desember, Gawat Ada Gempa Dahsyat, Andin dan Reyna Terjebak

Keempat, Kaum 'Aad menempati kemah-kemah yang terbuat dari bulu, kemudian ditegakkan dengan tiang-tiang yang kuat lagi kokoh. Mereka terkenal sangat kuat di masanya dan paling besar tubuhnya.

Ajakan Nabi Hud kepada kaumnya 'Aad agar taat kepada Allah dan mensyukuri nikmat yang telah diberikan tidak diindahkan oleh mereka.

Kaum 'Aad malah terus mengerjakan maksiat dan menyembah berhala. Kaumnya pun semakin sombong di samping menolak dengan keras beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.Mereka juga mengolok-olok Nabi Hud dan meminta kepadanya agar disegerakan azab.

Akhirnya, Allah SWT mengirimkan kepada mereka hawa yang panas yang membuat sumur-sumur dan sungai-sungai menjadi kering, tanaman dan buah-buahan menjadi mati, hujan pun berhenti turun dalam waktu yang cukup lama, lantas kemudian datang awan yang besar yang memusnahkan mereka.

Baca Juga: Real Madrid Vs Atletico Madrid : Madrid Naik Peringkat setelah Mengalahkan Atletico 2-0

Kelima, kaum Nabi Shaleh AS yang angkuh, kafir, dan menyembelih unta mukjizat yang tidak boleh diganggu, dilanda dahsyatnya bermacam-macam azab, seperti disebutkan

”Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata: ‘Hai Shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)’. (Al-A’raaf (7) ayat 77-79)

Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka.

Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata: ‘Hai kaumku, sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat’”.

Keenam, bencana yang menimpa kaum Nabi Syu’aib AS di Madyan yang dihantam gempa hingga jadi maya-mayat yang bergelimpangan karena kekafiran mereka dan sikap curang dalam menakar dan menimbang (Q.S. Al-A’raaf [7]: 85-94).

Ketujuh, bencana kepada kaum pada zaman Nabi Ibrahim yang diubah wujudnya menjadi monyet karena menyepelekan shalat (Jumat) demi menumpuk harta Firman Allah:“Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: ‘Jadilah kamu kera yang hina.’ (Q.S. Al-Baqarah [2]: 65-66).

Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.”

Kedelapan, pada masa Rasulullah SAW. pernah terjadi bencana wabah. hadis Nabi mengatakan: “Dari Aisyah RA, istri Nabi Muhammad SAW, Aisyah berkata: "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW tentang tho'un. Rasulullah lalu menjawab: Sesungguhnya wabah tho'un (penyakit menular dan mematikan) itu adalah ujian yang Allah kirimkan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dan Allah juga menjadikannya sebagai rahmat (bentuk kasih sayang) bagi orang-orang beriman.

Baca Juga: Iman Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab Resmi Ditahan Polisi, Ini Kronologinya

Tidaklah seorang hamba yang ketika di negerinya itu terjadi tho'un lalu tetap tinggal di sana dengan sabar (doa dan ikhtiar) dan mengharap pahala disisi Allah, dan pada saat yang sama ia sadar tak akan ada yang menimpanya selain telah digariskan-Nya, maka tidak ada balasan lain kecuali baginya pahala seperti pahala syahid" (HR Al-Bukhari). 

Kesembilan, pada masa kekhalifahan Umar bin Khaththab, pernah terjadi gempa besar. Orang-orang panik. Korban pun berjatuhan. Beberapa saat setelah kejadian itu, Khalifah menyampaikan pesannya.

“Kalian suka melakukan bid’ah yang tidak ada dalam Alquran, sunah Rasul (hadis), dan ijma (kesepakatan umum) para sahabat Nabi sehingga kemurkaan dan siksa Allah turun lebih cepat” (Sunan Al-Baihaqi diriwayatkan dari Shafiyah binti Ubaid).

Pesan suci yang disampaikan Umar bin Khaththab mengenai bencana adalah, walaupun di sekelilingnya banyak orang shaleh, bencana tetap terjadi karena adanya pelanggaran terhadap nilai-nilai ajaran Islam. Bencana adalah teguran Allah SWT agar hamba-hamba-Nya bisa kembali kepada kebenaran. ***

Editor: Ahmad Taofik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah