Network
BAGIKAN BERITA - I’tikaf adalah berdiam diri di dalam masjid dalam rangka untuk mencari keridhaan Allah dan bermuhasabah atas perbuatan-perbuatannya. Orang yang sedang beriktikaf disebut juga mu'takif.
Beri’tikaf bisa dilakukan kapan saja. Namun demikian, Rasulullah SAW sangat menganjurkan i’tikaf dilakukan di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
“Dari Abdullah bin Umar RA berkata: ‘Rasulullah SAW beri’tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan.’” (H.R. Bukhari).
Para ulama sepakat bahwa i’tikaf merupakan perbuatan sunah dan dianjurkan untuk dilakukan setiap 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.
Menurut Ibnu Qayyim tujuan itikaf bersimpuh di hadapan Allah, berkhalwat dengan-Nya, serta memutuskan hubungan sementara dengan sesama makhluk untuk berkonsentrasi sepenuhnya kepada Allah.
I’tikaf yang dicontohkan Rasulullah SAW adalah i’tikaf yang dilaksanakan di masjid. Tidak termasuk i’tikaf jika kita melaksanakannya di luar masjid, misalnya di ruangan mushallah sebuah mall atau gedung perhotelan.
Baca Juga: Waduh! Inilah Jawaban Mbah Mijan Ketika Ditanya Seorang Netizen Mengenai Keberadaan KRI Nanggala-402
Rasulullah sendiri mencontohkan i’tikaf dimulai dengan masuk ke masjid sebelum matahari terbenam memasuki malam ke-21. Ini sesuai dengan sabdanya,
“Barangsiapa yang ingin i’tikaf denganku, hendaklah ia i’tikaf pada 10 hari terakhir.” I’tikaf selesai setelah matahari terbenam di hari terakhir bulan Ramadhan.
