Menyedihkan, Seorang Pejabat Partai NLD, Tewas Mengenaskan Dipenjara Setelah Disiksa Junta Militer Myanmar

9 Maret 2021, 07:17 WIB
Menyedihkan, Seorang Pejabat Partai NLD, Tewas Mengenaskan Dipenjara Setelah Disiksa Junta Militer Myanmar /pixabay/

BAGIKAN BERITA - Khin Maung Latt, seorang pejabat dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) besutan, Aung San Suu Kyi ditemukan tewas di tahanan junta Militer Myanmar dengan luka-luka di sekujur tubuhnya.

Sebelumnya pejabat dari Partai NLD itu, ditangkap polisi Myanmar pada Sabtu 6 Maret 2021 pukul 21.00 waktu setempat karena ikut berdemonstrasi menentang junta militer.

Menurut rekannya di partai NLD setelah melihat foto, Khin Maung Latt meninggal akibat disiksa polisi yang pro kepada junta militer, di belakang kepalanya dan punggungnya ada luka-luka bekas penganiayaan.

Baca Juga: UP DATE COVID-19 Senin 8 Maret 2021: Sudah 37.547 Orang Meninggal Dunia di Indonesia, Hati-Hati!

Namun dokter rumah sakit yang menanganinya membantah bahwa Khin Maung Latt meninggal akibat penganiayaan.

"Dokter mengatakan itu bukan penyebab kematian," sebut Khin San Myint Wakil dari partai NLD kepada wartawan setempat. "Mereka mengatakan itu karena kondisi jantung," katanya Seperti dilansir Reuters, Senin 8 Maret 2021.

Klaim dokter dokter tersebut dibantah oleh Seorang relawan yayasan amal yang tidak mau disebutkan namanya, ia melihat jasad Khin Maung Latt, ada luka memar di kepala dan dada, serta ada bekas jahitan di samping kepala jenazah.

Baca Juga: AS Murka Kerahkan Dua Pengebom Canggih B-52 Stratofortress, Setelah Kepentingannya Diganggu di Timur Tengah

Kematian Khin Maung Latt mendapatkan tanggapan dari salah satu anggota parlemen dari NLD, Ba Myo Thein, mengatakan bahwa luka memar pada kepala dan tubuh Khin Maung Latt membuktikan bahwa dia meninggal karena dianiaya.

"Sepertinya dia ditangkap pada malam hari dan disiksa secara kejam," ujar Ba Myo Thein . "Ini benar-benar tidak bisa diterima," tuturnya.

Seperti diketahui, Protes massal dan tindakan pembangkangan sipil telah terlihat di seluruh Myanmar sejak militer merebut kekuasaan pada 1 Februari.

Baca Juga: Waduh! Rizky Billar Kekasih Lesti Kejora, Akan Dipanggil Polisi dalam Kasus Kerumunan di Tanjung Duren Jakarta

Para pengunjuk rasa telah menyerukan diakhirinya kekuasaan militer dan pembebasan para pemimpin pemerintah terpilih negara itu - termasuk Aung San Suu Kyi - yang digulingkan dan ditahan dalam kudeta tersebut.

Kudeta dan penindasan dengan kekerasan terhadap protes yang mengikutinya telah menyebabkan kecaman internasional, yang sejauh ini diabaikan oleh militer Myanmar.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan insiden kemarin sebagai hari paling kejam sejak demonstrasi menentang kudeta militer bulan lalu pertama kali meletus.

Baca Juga: Kaesang Pangarep Akhirnya Angkat Bicara Mengenai Kabar Putusnya dengan Felicia Tissue yang Viral di Dunia Maya

“Polisi dan tentara melepaskan tembakan dengan peluru tajam dengan sedikit peringatan,” kata saksi mata seperti dikutip dari Reuters.

Aksi brutal yang dilakukan militer myanmar kepada para pengunjuk rasa mendapat kecaman dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), melalui juru bicara bidang hak asasi manusia PBB, Ravina Shamdasani meminta militer menghentikan aksi kekerasan tersebut.

"Kami mengutuk keras kekerasan yang meningkat terhadap protes di Myanmar dan menyerukan kepada militer untuk segera menghentikan penggunaan kekuatan terhadap pengunjuk rasa damai," ujarnya ***

 

Editor: Ali Bakti

Tags

Terkini

Terpopuler