Corona Tak Kunjung Usai, Kini Nipah Datang Mengancam

- 27 Januari 2021, 11:59 WIB
Ilustrasi kelelawar buah. Kelelawar buah inang virus Nipah yang bisa menjadi ancaman pandemi di Asia.*/pixabay
Ilustrasi kelelawar buah. Kelelawar buah inang virus Nipah yang bisa menjadi ancaman pandemi di Asia.*/pixabay /

BAGIKAN BERITA - Kasus infeksi virus Corona Covid-19 di Indonesia semakin hari semakin banyak.

Selasa kemarin 26 Januari 2021 melewati angka 1 juta kasus yang positif terinveksi Corona.

Selama ini kita mengetahui bahwa gejala umum yang terjadi ketika terinfeksi Corona yakni suhu tubuh tinggi atau demam, batuk, dan hilangnya indera perasa atau penciuman.

Baca Juga: Bebas Covid-19 Dunia Kembali Normal, Singapura Prediksi Kapan Akan Terjadi

Orang dengan gejala semacam itu perlu mengisolasi diri, meski belum melakukan tes Covid-19. 

Dan kini para ahli kesehatan di dunia khawatir dengan ancaman virus Nipah ini sebagai pandemi berikutnya setelah Covid-19 yang kini masih berlangsung. 

Dikutip dari WHO, infeksi virus Nipah adalah penyakit zoonosis yang ditularkan ke manusia melalui hewan, dan juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung dari orang ke orang.

Virus ini bisa menyebar antar manusia yang satu dengan yang lainnya dan dari hewan ke manusia. Penyebaran virus ini biasanya berasal dari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi. Virus nipah biasanya bersumber dari kelelawar buah.

Baca Juga: Inilah Ucapan Zlatan Ibrahimovic yang Membuat Romelu Lukaku Murka pada Derby Seru Inter Milan Vs AC Milan

Tingkat kematian virus Nipah mencapai 75 persen dan sampai saat ini belum ada vaksinnya.

Berikut gejala virus Nipah yang jadi ancaman pandemi baru di Asia yang wajib untuk diketahui.

Gejala virus Nipah

Gejala dari infeksi nipah bervariasi mulai dari tidak ada gejala sama sekali hingga demam, batuk, sakit kepala, sesak napas, dan kebingungan.

Jika gejala memburuk pasien akan mengalami koma selama satu sampai dua hari.

Baca Juga: Bom Meledak di Sulu Filipina Menewaskan 27 Warga pada 27 Januari 2019

Juga mengalami komplikasi seperti peradangan otak dan kejang setelah pemulihan.

Tingkat kematian kasus virus Nipah diperkirakan mencapai 40-75 persen.

Dan saat ini tidak ada obat atau vaksin khusus untuk infeksi virus Nipah meskipun WHO telah mengidentifikasi Nipah sebagai penyakit prioritas.

Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1998 saat terjadinya wabah di Malaysia sementara itu virus ini diisolasi pada tahun 1999. Nama Nipah ini berasal dari sebuah desa di Malaysia, Sungai Nipah. Virus ini juga diketahui menginfeksi babi dan untuk menghentikan penyebaran penyakit, jutaan orang terbunuh pada tahun 1999.***

Editor: Ahmad Taofik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x