Sedangkan Menteri Dalam Negeri Patricio Pazmino akan membuat pos komando terpusat untuk menanggapi "tindakan organisasi kriminal yang melakukan kekerasan di pusat-pusat penjara."
Dalam mengatasi kerusan itu pihak berwenang telah melakukan tidakan untuk merebut kembali kendali di penjara. Bahkan Militer diterjunkan untuk membantu polisi mengakhiri kerusuhan tersebut.
Seperti di Indonesia pemerintah Ekuador telah memberikan remisi bagi para penjahat yang melakukan tindakan pidana ringan untuk mengurangi jumlah narapidan akibat pandemi COVID-19.
Namun tetap saja jumlah narapida tidak sebanding jumlah penjaga penjaranya, sehingga hal ini menjadi senjata empuk bagi mereka untuk bebas beraktifitas karena tidak ada pengawasan yang ketat.
Kerusuhan di Ekoador yang melan banyak korban jiwa bukan yang pertama kali, pada tahun lalu juga terjadi keurusan di penjara yang menewaskan 51 orang, bahkan bulan Desember 2020 terjadi kerusuhan kembali yang newaskan 11 narapidana meninggal dunia dan 7 orang mengalami luka-luka.***