Selain itu mereka juga menduduki gereja, sekolah, dan rumah untuk mempermudah mereka meredam aksi demosntrasi menentang militer.
Akibatnya banyak warga setempat yang mengunsi karena daerahnya dijadikan ajang penangkapan dan menyiksaan yang dilakukan militer Myanmar.
Dalam berita terbaru dilaporkan bahwa, ada enam orang tewas akibat penembakan yang dilakukan polisi Myanmar saat menindak keras para demonstran di berbagai wilayah.
Dua saksi mata mengatakan bahwa tiga orang tewas dan beberapa orang lainnya luka-luka di kota Mandalay yang merupakan kota terbesar kedua di Myanmar, saat demonstran melakukan aksi duduk untuk menentang kudeta dan diserang polisi dengan tembakan.
Sedangkan di kota Pyay, menurut media lokal disebutkan seorang demonstran meninggal dunia, setelah polisi mencegat ambulan yang berisi korban luka-luka dan seorang yang luka tersebut meninggal dunia karena terlambat ditangani.
Sedangkan di kota Yangon, masih menurut laporan media lokal disebutkan dua orang meninggal dunia karena tembakan polisi saat berunjuk rasa untuk menuntut pembebasan temanya yang ditangkap aparat kepolisian.
Seperti diketahui, Protes massal dan tindakan pembangkangan sipil telah terlihat di seluruh Myanmar sejak militer merebut kekuasaan pada 1 Februari 2021.