BAGIKAN BERITA - Tentara Israel, melakukan penangkapan terhadap keluarga 6 tahanan Palestina yang kabur dari Gilboa penjara super ketat yang merupakan milik pemerintahan Yahudi.
Penangkapan keluaraga 6 tahanan Palestina yang dilakukan tentara, menunjukan kepustrasian Israel dalam menemukan para tahanan tersebut.
Walaupun Israel telah mengerahkan ratusan tentaranya dan peralatan canggih seperti drone, keberadaan 6 tahanan Palestina yang kabur dari penjara sampai saat ini belum diketahui, malah tentara negara Yahudi ini menangkap keluarga para tahanan tersebut.
Baca Juga: Tak Perlu Antri Untuk Mencairkan Banpres BPUM atau BLT Rp1,2 Juta, Ini Cara dan Syaratnya
Mereka yang ditangkap adalah dua saudara laki-laki dari Mahmoud Ardah, aktor utama kaburnya tahanan Palestina tersebut, selain itu, ada Dr Nidal Ardah yang merupakan saudara tahanan lain dan Ayah dari tahanan lain yang bernama Munadel Infeiat.
Akibat aksi penahan semena-mena yang dilakukan tentara Israel kepada para keluarga tahanan yang kabur dari penjara tersebut, membuat warga di tepi barat murka.
Mereka mengutuk Israel dan melakukan unjuk rasa atas tindakan tentara Israel yang menahan keluarga tahanan yang kabur tersebut.
Menurut Direktur Human Rights Watch (HRW) untuk wilayah Israel dan Palestina, Omar Shakir apa yang dilakukan tentara Israel sama dengan taktik para mafia.
"Menahan seseorang yang tidak berdosa untuk memaksa kerabatnya melakukan sesuatu yang tidak diketahuinya merupakan taktik bergaya mafia," ujar Omar Shakir seperti dilansir Arab News, Kamis 9 September 2021.
Seperti diketahui, 6 warga Palestina melarikan diri dari penjara Gilboa Israel yang memiliki keamanan tinggi pada Senin 6 September 2021.
Mereka berhasil kabur dari penjara dengan menggali terowongan menggunakan sendok berkarat yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Kaburnya para tahanan tersebut membuat Israel resah karena keenam warga Palestina itu merupakan anggota kelompok milisi yang sangat ditakuti Israel.
Di antara enam buronan itu ada Zakaria Zubeidi, bekas komandan kelompok milisi Brigade Martir Al-Aqsa di Jenin, Palestina, serta lima anggota Jihad Islam.***