Hubungan Korea Utara - Tiongkok Merenggang di Tengah Kabar Kim Jong-un Koma

- 24 Agustus 2020, 19:54 WIB
SALAH satu tentara Korea Utara, Jeong Kyeong-doo (58).*
SALAH satu tentara Korea Utara, Jeong Kyeong-doo (58).* //AFP

BAGIKAN BERITA - Kabar Kesehatan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un kembali mencuat ke publik dunia. 

Kabar orang nomor satu di Korea Utara pun menjadi teka-teki. Banyak yang menganggap Kim Jong-un telah meninggal, banyak juga yang menganggap Kim Jong-un koma. 

Mei 2020 lalu, Kim Jong-un dikabarkan koma dan tapuk kepemimpinan diserahkan kepada adiknya. Selang beberapa waktu kemudia, Kim Jong-un kembali ke hadapan publik dengan tubuh yang sehat bugar. 

Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG Malam Puncak 3XTRAORDINARY HUT SCTV 30 Ini Link Live Streaming nya

Kini, kabar kesehatan Kim Jong-un kembali mencuat. Dirinya diyakini tengah berada dalam kondisi yang tidak baik bahkan isu kematiannya pun mencuat.

Ditengah isu tak menyenangkan itu, hubungan Korea Utara dan Tiongkok dikabarkan sempat meregang.

Tiongkok dan Korea Utara diketahui memiliki hubungan yang sangat baik selama beberapa dekade, namun tampaknya sempat mengalami keregangan.

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Online Polresta Bandung Besok, Selasa 25 Agustus 2020 di Cicalengka

Beijing dikabarkan mengecam tindakan Pyongyang dan menilai negara itu telah mengkhianati prinsip nilai komunis.

Seorang mantan asisten Presiden Korea Utara pada akhir pekan lalu mengklaim kondisi Kim Jong-un yang berada dalam keadaan koma.

Ia juga mengkonfirmasi jika saudara perempuan dari pemimpin tertinggi Korea Utara itu, yakni Kim Yo-jong diberikan kekuasaan untuk memerintah.

Artikel Ini Sebelumnya Telah Tayang di Pikiran Rakyat dengan Judul: Di Tengah Kabar Kesehatan Kim Jong-un, Terkuak Hubungan Korea Utara dan Tiongkok yang Sedikit Retak

Baca Juga: Klub Juara Liga Champions Eropa Tertarik dengan Pemain Timnas Indonesia U-19, Ini Profilnya

"Saya menilai dia sedang koma, tapi hidupnya belum berakhir. Struktur suksesi lengkap belum terbentuk, jadi Kim Yo-jong dikedepankan karena kekosongan tidak dapat dipertahankan untuk waktu yang lama," ujar Chang Song-min dikutip Bagikan Berita dari laman Express.

Negara tertutup itu telah menghadapi beberapa dekade kritik keras dari Barat, karena dinasti Kim benar-benar menutup Korea Utara dari dunia luar setelah Perang Korea pada tahun lima puluhan silam. 

Korea Utara telah mengalami kelaparan yang parah, bahkan Biro Sensus AS memperkirakan hingga 600.000 orang meninggal karena penyakit kelaparan antara tahun 1993 dan 2000.

Baca Juga: Demi Gempi, Gisel Todong Gading Marten Liburan Bareng di Bali

Ditambah lagi dengan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dan program rudal negara itu yang memicu kritik keras khususnya dari Washington.

Sementara Presiden AS Donald Trump telah menjadi kritikus paling vokal terhadap Korea Utara, para pendahulunya juga menyuarakan oposisi yang kuat.

Namun sejak Korea terpecah menjadi dua pada tahun 50-an, Korea Utara telah menemukan kenyamanan dan dukungan dari Tiongkok yang menambah signifikansi pada momen kemarahan Beijing.

Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG Bawang Putih Berkulit Merah di ANTV Sore Ini Senin 24 Agustus 2020

Patung besar berlapis daun emas milik pendiri Korea Utara Kim Il-sung di Pyongyang memicu cemoohan dari negara tetangga Tiongkok yang melihatnya sebagai pengkhianatan terhadap prinsip-prinsip komunis negara itu.

Putranya Kim Jong-il, yang akan berebut kursi dengan saudara laki-lakinya untuk menjadi pemimpin pada tahun 1994, telah menugaskan pembuatan patung itu sebagai bagian dari rencana untuk memenangkan hati menjelang ulang tahun ayahnya yang ke-60.

Chris Mikul, penulis 'My Favourite Dictators', mencatat jika pada awalnya patung ditutup dengan lapisan daun emas bernilai triliunan rupiah.

Namun, ketika Deng Xiaoping dari Tiongkok mengunjungi Korea Utara dan melihat patung besar Kim Il-sung.

Baca Juga: Gubernur Jabar Besok Jalani Proses Suntik Uji Klinis Vaksin Covid -19 Produksi Sinovac

Deng Xiaoping menilai patung itu agak konyol untuk sebuah negara komunis.

Patung setinggi lebih dari 20 meter itu bertujuan untuk melestarikan warisan Kim Il-sung dengan menunjukkan dirinya menjulang tinggi di atas kota dan warganya hampir seperti dewa.

Ini adalah salah satu dari 229 patung di seluruh negara bagian yang dirancang untuk menghormati sejarah dan pemimpin bangsa.

Propaganda Korea Utara menjelaskan patung-patung kelompok mewakili secara komprehensif sejarah abadi perjuangan revolusioner rakyat Korea.

"Mereka hanya mencatat kemenangan dan kemuliaan di bawah kepemimpinan bijak Generalissimos yang agung," ungkap propaganda tersebut.*** (Rahmi Nurfajriani/Pikiran Rakyat) 

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x