Menurut Komisi Kesehatan Lanzhou, wabah ini berasal dari bocornya pabrik farmasi bilogis Zhongmu Lanzhou yang terjadi antara akhir Juli hingga akhir Agustus tahun lalu.
Baca Juga: Sinopsis Bawang Putih Berkulit Merah Episode 156 di ANTV Malam Ini Sabtu 19 September, Anna Curiga
Saat itu, pabrik biofarmasi tersebut sedang memproduksi vaksin Brucella untuk hewan, ternyata pabrik tersebut menggunakan disinfektan dan pembersih yang diketahui sudah kadaluwarsa. Artinya, tidak semua bakteri dibasmi dalam limbah gas.
Artikel Ini Sebelumnya Telah Tayang di Portal Surabaya dengan Judul: 3.245 Orang Terjangkit Bakteri Brucellosis Akibat Bocornya Pabrik Biofarmasi di China
Dari gas limbah yang sudah terkontaminasi ini, akhirnya membentuk aerosol yang mengandung bakteri dan bocor ke udara, kemudian terbawa angin ke Institut Penelitian Hewan Lanzhou, tempat wabah pertama kali melanda.
Orang-orang yang berada di institut tersebut mulai melaporkan infeksi pada November 2019 lalu, dan setelah itu dengan cepat meningkat.
Baca Juga: Sebanyak 12,3 Juta Orang Terima Bantuan Program Kartu Prakerja, Pastikan Cek Email Anda Sudah Terima
Sementara itu, dari laporan kantor berita pemerintah China Xinhua, setidaknya 181 orang di institut itu telah terinfeksi Brucellosis pada akhir Desember.
Pasien yang terinfeksi lainnya termasuk mahasiswa dan anggota fakultas Universitas Lanzhou.
Selain di Lanzhou, wabah itu bahkan menyebar ke provinsi Heilongjiang, di ujung paling timur laut Cina. Sebanyak 13 kasus positif ditemukan pada pekerja di lembaga dokter hewan pada Agustus.