Berani Makan Sate Biawak? Cobain Kuliner Ekstrem ini di Jembrana Bali

- 11 Agustus 2020, 17:05 WIB
Ilustrasi biawak*
Ilustrasi biawak* /Unsplash.com/

BAGIKAN BERITA- Sate merupakan kuliner khas Indonesia yang digemari masyarakat Indonesia dan juga luar negeri.

Selama ini sate yang sudah lazim di Tanah Air yakni sate ayam, sate kambing dan sate sapi.

Makan ketiga jenis sate yang diatas mungkin sudah biasa.

Baca Juga: Menhub Ingin Pelabuhan Patimban Beroperasi November

Nah apabila ingin sate yang tidak biasa atau ekstrem , beranikah anda makan sate biawak.

Sama seperti pada umumnya, sate biawak diolah dengan cara memotong daging biawak hingga berukuran kecil, lalu dimasak diatas bara api dengan campuran bumbu pelengkap.

Untuk memperlezat cita rasanya, sate biawak juga disajikan dengan bumbu kacang, irisan bawang merah, cabai, dan tomat.

Baca Juga: Bansos untuk Pelaku UMKM Akan Diberikan Bulan Ini

Meski tergolong makanan ekstrem, sate biawak ternyata memiliki sejumlah manfaat kesehatan.

Kabarnya, daging biawak ampuh menyembuhkan penyakit kulit seperti gatal-gatal, kutu air, kulit pecah-pecah, serta alergi.

Bagi Anda yang penasaran dengan sate biawak dan pas kebetulan sedang ada di Bali, bisa berkunjung ke kediaman Putu Margiasa di desa Dangin Tukad Jembrana Bali.

Baca Juga: Hati-hati Gunakan Masker, Ini Dua Jenis Masker yang Tidak Efektif Cegah Penularan Covid -19

Kebetulan di alur sungai yang melintas di desanya banyak hidup biawak berukuran besar. Niat memancing biawak juga dagingnya untuk dikomsusi sendiri bersama keluarga. Kebetulan dia dan keluarganya menyukai daging biawak.

Artikel  ini  sebelumnya  telah tayang  di Ring Times Bali dengan judul Yang Doyan Daging Biawak, Beli Saja di Jembrana Dijual Murah-Murah

"Awalnya saat wabah corona mewabah, hidup jadi susah. Makan saja susah, makanya saya coba-coba memancing biawak di pinggiran suangai. Syukur-syukur dapat bisa buat makan bersama keluarga," tutur Margiyasa, Senin 10 Agustus 2020 seperti di kutip Ring Times Bali.

Saat pertama memancing, Margiyasa mendapatkan dua ekor sekaligus biawak berukuran besar.

Baca Juga: Innalillahi, Wali Kota Banjarbaru Meninggal karena Covid-19

Biawak tersebut kemudian diolahnya menjadi sate dan rawon dan cukup dimakan bersama keluarga selama dua hari.

Keberhasilannya mendapatkan biawak, sekedar iseng dia posting di akun facebook milik istrinya, berikut masakan olahan daging biawak.

Tak disangka ternyata Margiyasa justru kebanjiran pesanan biawak dari sejumlah warga. Jadilah memancing biawak sebagai pekerjaan tambahan selepas tugas sebagai staf Desa Mendoyo Dangin Tukad.

Baca Juga: Mau Beli HP realme Terbaru ? Berikut Daftar Harga HP realme Terbaru Selasa 11 Agustus 2020

"Biasanya saya memancing biawak sore hari sepulang kerja dari kantor desa. Besok pagi-pagi sebelum ke kantor baru saya cek pancing. Biasanya banyak dapat biawak karena saya pasang pancing juga banyak," ujarnya.

Biasanya dalam semalam dia bisa mendapatkan 10 hingga 20 ekor biawak.

Harga perekornya dia jual tergantung besar kecilnya biawak tersebut.

Baca Juga: Tak Sanggup Lagi Cari Uang, PM Lebanon Mundur dan Bubarkan Pemerintahan

Untuk satu ekor ukuran besar, biasanya dia jual Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu. Jika ukuran lebih kecil antara Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu.

"Sehari biasanya laku terjual 10 sampai 20 ekor. Bahkan sampai lebih. Tapi yang laku biawak masih hidup. Jika sudah mati jarang yang mau," imbuhnya.

Banyaknya pesanan biawak menurut Margiyasa lantaran saat ini banyak bermunculan anak-anak muda membuat kedai dengan menu andalan sate dan rawon biawak. ***( I Dewa  Putu  Darmada/Ring Times Banyuwangi )

 

Editor: Hendra Karunia

Sumber: Ringtimes Bali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x