Mural 404 Not Found Mirip Wajah Presiden Jokowi, Berujung Penghapusan Karya dan Buru Pelukis Oleh Aparat

20 Agustus 2021, 14:54 WIB
Mural 404 Not Found yang mirip wajah Presiden Jokowi berlokasi di daerah Batuceper, Tangerang /Twitter @milikandi/

BAGIKAN BERITA – Ramai diperbincangkan mural yang mirip dengan wajah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan tulisan 404 Not Found menutup bagian mata di daerah Batuceper, Tanggerang.

Pihak aparat polisi sudah menghapus dan dikabarkan tengah buru pelukis dibalik mural 404 Not Found mirip wajah Jokowi tersebut.

Presiden Jokowi sendiri menginstruksi aparat untuk tidak terlalu bereaksi terhadap mural 404 Not Found tersebut.

Baca Juga: Terkait Mural 404 not found Jokowi Larang Polisi Menangkap sang Pembuat, Ini Alasannya

“Sekarang rasanya mural kenapa ditakuti, betul tidak sekarang mural ditakuti? Sampai dihapus-hapusin, orang yang bikin mural dicari disamperin polisi, kenapa ya?” tanya Najwa Shihab pada Faldo Maldini selaku Staf Khusus Mensesneg dalam acara Mata Najwa ‘Jika Sukarno Melihat Indonesia Hari Ini’ pada Kamis 19 Agustus 2021.

Faldo menyampaikan tidak ada larangan untuk menyatakan pendapat apapun seperti dalam pidato kenegaraan terakhir, “Pak Presiden selalu menyatakan silahkan kritisi, dan memang kejadian mural ini perlu dilihat bahwa aparat polisi mereka punya KUHP, kalau satpol PP punya perda, tentu yang paling penting kita cek ke lapangan dan kawal prosesnya. Jadi kita mengedepankan restorative justice dan dialog, ngobrol," ujarnya.

“Tapi kenapa perlu dialog, kenapa perlu ngobrol? Seolah-olah ada kesalahan disana, menurut anda memang yang dilakukan teman-teman seniman mural ini ada salahnya sehingga harus didatengin polisi?”, tanya Najwa Shihab.

Baca Juga: Presiden Jokowi Kenakan Baju Adat Lampung, Wapres Ma'ruf Amin Kenakan Baju Adat Sunda di Upacara HUT ke-76 RI

“Kritik pasti membangun, kalau kritik yang tidak membangun mungkin bukan kritik melainkan tuduhan, yang tidak membangun itu adalah menghina. Kita hidup di negara yang punya peraturan, siapapun tidak ada yang mau melanggar hukum,” ucap Faldo.

Dia pun menambahkan yang paling penting bagaimana kita menyampaikan kritik di ruang demokrasi adalah hal yang wajar.

Kelengkapan diperlukan dalam menarasikan gagasan seperti Bung Karno dan kuat dalam operasionalisasi seperti Bung Hatta.

Baca Juga: Presiden Jokowi Sampaikan Pidato Tahunan, ini Isi Pidato dan Baju Adat yang Dikenakan Bikin Menarik Perhatian

Sementara itu Direktur Eksekutif Lokataru yaitu Haris Azhar berpendapat kita perlu berterimakasih dan hutang budi pada para pelukis mural yang menjalankan alarm demokrasi melalui karya.

“Apa yang mereka lakukan dijamin konstitusi dan dijamin dalam bahasa pasif, tidak ada aturan-aturan di tingkatan regulasi yang patut menghalangi mereka,” ujar Haris.

Seharusnya mural dapat dilakukan di banyak tempat, karena mural dapat memberikan keindahan dan edukasi melalui pesan-pesan yang ada pada mural.***

Editor: Yusuf Ariyanto

Tags

Terkini

Terpopuler