Apa Beda Domain dan Subdomain? Ini Penjelasan Selengkapnya

- 29 Juli 2022, 10:42 WIB
Ilustrasi  perbedaan domain dan subdomain
Ilustrasi perbedaan domain dan subdomain /kominfo

Sebagai contoh, misalnya kamu sudah memiliki nama domain google.com, maka kamu bisa membuat subdomain dengan nama mail.google.com untuk kebutuhan email perusahaan atau drive.google.com untuk kebutuhan file sharing antar karyawan.

 

Baik email.google.com ataupun drive.google.com keduanya sama-sama subdomain yang tidak bisa dibuat tanpa adanya nama domain utama (google.com). Sekarang kamu sudah paham kan? Baca juga : apa itu reseller domain ?

Kapan saat yang tepat untuk menggunakan subdomain?

Penggunaan subdomain memang tidak sepopuler nama domain utama. Biasanya subdomain dimanfaatkan platform blogging untuk mengakomodir kebutuhan pembuatan website gratis tanpa harus membeli nama domain.

 

Terlepas dari itu, kapan sih waktu yang tepat untuk menggunakan subdomain? Apakah semua website bisnis perlu menggunakannya? Berikut jawaban yang bisa kamu jadikan sebagai pedoman.

1.Ketika website masih proses A/B testing

Sudah bukan rahasia lagi jika para blogger dan web developer kerap menggunakan metode A/B testing untuk kebutuhan optimasi user experience. A/B testing sendiri pada dasarnya merupakan cara alami untuk mengetahui selera dan kebutuhan user dari segi pengalaman pengguna (UI/UX) technical (kecepatan loading, responsiveness) hingga fungsional.

 

Ketika butuh menjalankan A/B Testing, kamu bisa memanfaatkan subdomain pada website utama untuk membuat dua buah versi baru yang bisa diakses secara bersamaan. Misalnya, kamu bisa membuat subdomain tes1.google.com dan tes2.google.com dimana masing-masing subdomain memiliki tampilan dan fitur berbeda.

 

Halaman:

Editor: Hendra Karunia


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x