Menristek Tinjau Kesiapan Fasilitas Produksi Vaksin Covid-19 di Bio Farma

- 31 Juli 2020, 08:38 WIB
MENTERI Riset dan Teknologi / Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro (kiri), didampingi oleh Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir (kanan) mengunjungi Bio Farma dalam rangkaian Kunjungan Kerja ke Bandung pada 29 Juli 2020.*/DOK.Biofarma
MENTERI Riset dan Teknologi / Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro (kiri), didampingi oleh Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir (kanan) mengunjungi Bio Farma dalam rangkaian Kunjungan Kerja ke Bandung pada 29 Juli 2020.*/DOK.Biofarma /

BAGIKAN BERITA-Menteri Riset dan Teknologi / Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro mengunjungi Bio Farma dalam rangkaian Kunjungan Kerja ke Bandung pada rabu 29 Juli 2020.

Kedatangan Bambang Brodjonegoro beserta rombongan, disambut langsung oleh Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir beserta jajaran Board of Executives Bio Farma, di gedung fasilitas terbaru produksi Bio Farma.

Baca Juga: Jarang Diketahui, Ternyata Profesi Radiografer Cukup Menantang dan Penting

Dalam kunjungan ini, Bambang
Brodjonegoro menyempatkan diri untuk
melihat kesiapan fasilitas produksi vaksin
Covid-19, baik untuk vaksin yang hasil kolaborasi bersama Sinovac, maupun vaksin yang berasal dari Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, yang dipimpin oleh Lembaga Eijkman.

“Kami ingin melihat kesiapan Bio Farma, dalam memproduksi vaksin Covid-19, merah-putih yang sedang dikembangkan oleh Eijkman, dengan platform protein rekombinan, yang berbeda dengan platform dari sinovac yaitu inactivated. Ternyata, Bio Farma memiliki kemampuan untuk mengerjakan (memproduksi) dari berbagai macam platform. Tapi yang paling penting adalah, kita harus mampu dan mandiri untuk bisa menyediakan vaksin bagi seluruh masyarakat Indonesia”, ujar Bambang.

Baca Juga: Buronan Kasus Bank Bali Djoko Tjandra Akhirnya Ditangkap di Malaysia

Sementara itu, Honesti Basyir mengatakan, dalam proses produksi vaksin Covid-19, Bio Farma memiliki dua skema dalam pengembangan, yaitu jangka pendek melalui kolaborasi internasional dengan Sinovac
dan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).

Sedangkan untuk jangka panjang, melalui
Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, yang bertujuan untuk membangun kemandirian produksi vaksin nasional.

Baca Juga: Jelang WorldSSP 2020 Jerez, Spanyol : Galang Hendra Optimis Maksimal Di Putaran Ke-2

“Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, bertujuan untuk membangun suatu kemandirian nasional dalam hal memproduksi vaksin Covid-19. Dengan kompetensi, dan kapabilitas yang dimiliki oleh masing – masing pihak. Tahap awal, Lembaga Eijkman akan mengirimkan prototipe kandidat vaksin ke Bio Farma pada Februari 2021,"ujar Honesti.

Selanjutnya Bio Farma akan melanjutkan pengembangan dengan memulai up scaling untuk skala produksi yang akan dilakukan pada Q2 2021, yang diikuti oleh pre-klinis, Uji Klinis fase 1, Uji Klinis 2 dan Uji Klinis 3, yang akan dimulai pada Q4 2021.

Baca Juga: Menikmati Ragam Minuman Teh Original dan Kekinian di Teabumi Cafe Bandung

Jika hasilnya baik, vaksin merah￾putih akan tersedia untuk masyarakat pada tahun 2022”, ujar Honesti.

Beliau menambahkan, Bio Farma sebagai mitra industri, selain berkolaborasi dengan Lembaga Eijkman dan Balitbangkes, akan berkordinasi juga dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
sebagai regulator.***

Editor: Hendra Karunia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x