Kisah Elizabeth Bathory, Wanita Terkejam Sepanjang Sejarah

30 Januari 2021, 16:41 WIB
Ilustrasi Elizabeth Bathory*/biography.com /

BAGIKAN BERITA - Sepanjang sejarah umat manusia tercatat nama Elizabeth Bathory, yaitu seorang pembunuh berantai yang memecahkan rekor pembunuhan sepanjang sejarah yaitu 650 kasus pembunuhan.

Elizabeth Bathory ini juga merupakan wanita yang mengikuti aliran setan, yang percaya bahwa dengan mandi darah perawan akan bisa membuat awet muda.

Elizabeth Bathory lahir di Hungaria pada tahun 1560, kurang lebih 100 tahun setelah Vlad ‘The Impaler’ Dracul meninggal.

Elizabeth Bathory, merupakan seorang pembunuh berantai terbesar dalam sejarah, tercatat kurang lebih 650 nyawa manusia melayang sia-sia ditangannya.

Ini adalah pencapaian rekor kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh seorang individu dengan memakan korban tertinggi sepanjang sejarah umat manusia.

Baca Juga: Tiba-tiba Andin Jatuh Pingsan: Untung Ada Pria yang Menolongnya, Siapakah Dia? Saksikan Ikatan Cinta Malam Ini

Kakek buyut Elizabeth Bathory adalah Prince Stephen Bathory yang merupakan salah satu Ksatria yang memimpin pasukan Vlad Dracul ketika dia merebut kembali kekuasaan di Walachia seabad sebelumnya.

Orangtua Elizabeth, Georges dan Anna adalah bangsawan kaya raya dan merupakan salah satu keluarga ningrat paling kaya di Hungaria saat itu.

Keluarga besarnya juga terdiri dari orang-orang terpandang. Salah satu sepupunya adalah perdana menteri di Hungaria, seorang lagi adalah Kardinal.

Bahkan pamannya, Stephen kemudian menjadi Raja Polandia.

Namun keluarga Bathory memiliki 'sisi’ lainnya yang lebih 'gelap’ selain segala kekayaan dan popularitasnya.

Disebutkan bahwa salah satu pamannya yang lain adalah seorang Satanis dan penganut Paganisme sementara seorang sepupunya yang lain memiliki kelainan jiwa dan gemar melakukan kejahatan sexual.

Baca Juga: Gubernur Jabar Ridwan Kamil Sampaikan Berita Duka: Semoga Diterima Iman Islamnya

Tahun 1575, di usia 15 tahun Elizabeth menikah dengan Count Ferencz Nadasdy yang 10 tahun lebih tua darinya.

Karena suaminya berasal dari ningrat yang lebih rendah, maka Count Ferencz Nadasdy menggunakan nama Bathory dibelakangnya.

Dengan demikian Elizabeth bisa tetap menggunakan nama keluarganya yaitu Bathory dan tidak menjadi Nadasdy. Kedua pasangan tersebut kemudian tinggal di Kastil Csejthe, yang merupakan sebuah kastil di atas pegunungan dengan desa Csejthe dilembah dibawahnya.

Suaminya jarang mendampingi Elizabeth karena Count Ferencz lebih sering berada di medan pertempuran melawan Turki Usmani (Ottoman).

Ferencz kemudian menjadi terkenal karena keberaniannya di medan pertempuran, bahkan dianggap sebagai pahlawan di Hungaria dengan julukan 'Black Hero of Hungary’.

Baca Juga: Jadwal Acara Net TV Hari Ini Sabtu 30 Januari 2021, Saksikan Drama Turki Hercai dan Liga Inggris

Elizabeth yang masih muda saat itu tentu senantiasa merasa kesepian karena selalu ditinggal sang suami.

Disebutkan dia memiliki kebiasaan mengagumi kecantikannya dan kemudian memiliki banyak kekasih gelap yang melayaninya selama sang suami tidak berada di tempat.

Elizabeth bahkan pernah melarikan diri bersama kekasih gelapnya namun kemudian kembali lagi dan suaminya memaafkannya.

Tapi hal tersebut tidak mengurangi ketagihan Elizabeth akan kepuasan seksual. Disebutkan juga Elizabeth menjadi seorang biseksual dengan melakukan hubungan lesbian dengan bibinya, Countess Klara Bathory

Elizabeth kemudian mulai terpengaruh dengan satanisme yang diajarkan oleh salah seorang pelayan terdekatnya yang bernama Dorothea Szentes yang biasa disebut Dorka.

Karena pengaruh Dorka, Bathory mulai menyenangi kepuasan seksual lewat penyiksaan yang dilakukannya terhadap pelayan-pelayan lainnya yang masih muda.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Ikatan Cinta Malam Ini, Aldebaran Selidiki Pencuri Berkas Perkara Andin

Selain Dorka, Elizabeth dibantu beberapa pelayan terdekatnya yaitu, Suster Iloona Joo, pelayan pria Johaness Ujvari dan seorang pelayan wanita bernama Anna Darvula, yang merangkap sebagai kekasih Elizabeth.

Bersama para pelayannya ini, Elizabeth merubah kastil Csejthe menjadi pusat teror dan penyiksaan seksual.

Para gadis muda yang jadi pelayannya disiksa dengan berbagai bentuk penyiksaan seperti diikat, ditelanjangi lalu dicambuk dan juga menggunakan berbagai alat untuk menyakiti bagian-bagian tubuh tertentu.

Tahun 1600, suaminya Ferencz meninggal dan era teror sesungguhnya dimulai.

Memasuki usia 40 tahunan Elizabeth menyadari bahwa kecantikannya mulai memudar. Kulitnya mulai menunjukan tanda-tanda penuaan dan keriput yang sebenarnya lumrah di usia tersebut.

Tapi Elizabeth adalah pemuja kesempurnaan dan kecantikan dan dia akan melakukan apa saja demi mempertahankan kecantikannya.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Ikatan Cinta Malam Ini, Aldebaran Selidiki Pencuri Berkas Perkara Andin

Suatu saat dengan tidak sengaja seorang pelayan wanita yang sedang menyisir rambutnya secara tidak sengaja menarik rambut Elizabeth terlalu keras.

Elizabeth yang marah kemudian menampar gadis tersebut. Darah memancar dari hidung gadis tersebut dan mengenai telapak tangan Elizabeth.

Saat itu Elizabeth disebutkan 'menduga dan percaya’ bahwa darah gadis muda tersebut memancarkan cahaya kemudaan mereka.

Serta merta dia memerintahkan 2 pelayannya, Johannes Ujvari dan Dorka menelanjangi gadis tersebut, menarik tangannya ke atas bak mandi dan memotong urat nadinya.

Ketika si gadis meninggal kehabisan darah, Elizabeth segera masuk kedalam bak mandi dan berendam dalam kubangan darah.

Dia menemukan apa yg diyakininya sebagai 'Rahasia Awet Muda’. Ketika semua pelayan mudanya sudah mati, Elizabeth mulai merekrut gadis muda di desa sekitarnya untuk menjadi pelayan di Kastilnya.

Baca Juga: INGAT, Sinetron Ikatan Cinta RCTI Hari Ini Pindah Jam Tayang Karena Acara Tik Tok Awards, Ini Jadwalnya

Nasib mereka semuanya sama, diikat di atas bak mandi kemudian urat nadi mereka dipotong hingga darah mereka menetes habis kedalam bak mandi tersebut.

Elizabeth seringkali berendam didalam kolam darah sambil menyaksikan gadis yang jadi korbannya sekarat meneteskan darah hingga tewas.

Sesekali Elizabeth bahkan meminum darah para gadis tersebut untuk mendapatkan 'INNERBEAUTY’.

Lama kelamaan Elizabeth merasa bahwa darah para gadis desa tersebut masih kurang baginya.

Demi mendapat darah yang lebih 'berkualitas’, Elizabeth kemudian mengincar darah para gadis bangsawan rendahan.

Dia kemudian melakukan banyak penculikan terhadap gadis-gadis bangsawan untuk dijadikan korbannya. Namun hal tersebut justru menjadi bumerang baginya karena hilangnya gadis-gadis bangsawan dengan cepat mendapatkan perhatian di kalangan bangsawan, orang-orang berpengaruh hingga Raja sendiri.

Tanggal 30 Desember 1610, sepasukan tentara dibawah pimpinan sepupu Elizabeth sendiri, menyerbu Kastil Csejthe di malam hari.

Baca Juga: CELAKA, Aldebaran Tau Berkas Perkara Pembunahan Roy Ada yang Ambil, Andin Pingsan di Ikatan Cinta

Mereka semua terkejut melihat pemandangan yang mereka temukan di dalam kastil tersebut.

Mayat seorang gadis yang pucat kehabisan darah tergeletak diatas meja makan, seorang gadis lagi yang masih hidup namun sekarat ditemukan terikat di tiang dengan kedua urat nadinya disayat hingga meneteskan darah.

Dibagian penjara ditemukan belasan gadis yang sedang ditahan menunggu giliran dibunuh. Kemudian di ruang basement ditemukan lebih dari 50 mayat yang sebagian besar sudah mulai membusuk.

Selama pengadilan atas Elizabeth Bathory di tahun 1611 sekurangnya 650 daftar nama korban-korbannya didapat berdasarkan laporan dari berbagai pihak.

Mulai dari keluarga petani hingga keluarga bangsawan. Elizabeth sendiri tidak pernah didatangkan di pengadilan untuk diadili secara langsung.

Hanya ke 4 pelayannya yang diadili dan kemudian dihukum mati. Namun Elizabeth mendapatkan hukumannya juga.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Sabtu 30 Januari 2021: Aldebaran Selidiki Siapa yang Ambil Berkas Perkara Andin

Raja Hungaria memerintahkan Elizabeth dikurung dalam kamarnya di Kastil Csejthe selama sisa hidupnya.

Para pekerja kemudian dikerahkan untuk menutup semua pintu dan jendela ruang kamar Elizabeth dengan tembok dengan hanya menyisakan lubang kecil yang digunakan untuk memasukan makanan dan minuman sehari-hari untuknya.

Tahun 1614, atau 4 tahun setelah Elizabeth diisolasi dengan tembok di kamarnya sendiri, seorang penjaga melihat makanan yang disajikan untuk Elizabeth tidak disentuh selama seharian.

Penjaga itu kemudian mengintip kedalam dan melihat sang Countess tertelungkup dengan wajah di lantai.

Elizabeth Bathory 'The Blood Countess’ meninggal di usia 54 tahun.

Bahkan Vlad Dracul tidak pernah berkubang dalam darah atau meminum darah. Oleh sebab itu julukan 'Vampir’ sebenarnya lebih cocok ditujukan kepada Elizabeth Bathory.***

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: Biography.com

Tags

Terkini

Terpopuler