Inilah Pulau Paling Berbahaya di Dunia

- 30 Januari 2021, 18:44 WIB
Snake Island atau Pulau Ular, julukan Ilha da Queimada Grande*/Joao Marcos Rosa/World Top Top
Snake Island atau Pulau Ular, julukan Ilha da Queimada Grande*/Joao Marcos Rosa/World Top Top /

BAGIKAN BERITA - Ilha da Queimada Grande, sebuah pulau yang terletak sekitar 30 kilometer di lepas pantai São Paulo yang ramai, tampak seperti tempat yang indah. Setidaknya pada pandangan pertama.

Pulau seluas 44 hektar ini dikelilingi lautan biru dan diisi bebatuan maupun hutan lebat. Hampir setiap orang Brazil tahu pulau itu, tetapi sebagian besar tidak akan pernah bermimpi untuk pergi ke sana. Mengapa?

Pemerintah Brazil melarang siapapun menginjakkan kaki kesana, kecuali para ilmuwan yang berlisensi itu pun dengan izin kunjungan yang ketat. 

Baca Juga: Sejarah Putri Duyung yang Melegenda

Pulau ini memang sangat berbahaya, karena dihuni begitu banyak ular berbisa, salah satunya adalah ular lancehead emas (Bothrops insularis), spesies ular viper yang racunnya diyakini paling mematikan di dunia. Pulau ini pun mendapat julukan mengerikan: Snake Island atau Pulau Ular.

Dalam cerita rakyat, dikisahkan dulunya para bajak laut sengaja melemparkan ular-ular berbisa ke pulau tersebut untuk melindungi emas dan barang berharga hasil jarahan mereka. Tentu saja ini dongeng belaka. 

Menurut Smithsonian, pulau ini sebenarnya berubah menjadi tempat hunian ular mematikan seperti sekarang sekitar 11.000 tahun lalu.

Baca Juga: UP DATE COVID-19 Sabtu 30 Januari 2021: Sudah 29.728 Orang Meninggal Dunia di Indonesia, Hati-Hati!

“Suatu waktu di masa lalu, permukaan laut naik cukup tinggi dan mengisolasi Ilha da Queimada Grande dari daratan utama Brazil, menyebabkan spesies ular yang hidup di pulau itu – yang diperkirakan kemungkinan besar adalah ular berbisa jararaca (Bothrops jararaca)- berevolusi dan menjadi spesies berbeda dari saudara-saudaranya di daratan utama.”

Pulau ini tidak pernah tersentuh pembangunan, dan memang dilarang dihuni. Inilah yang membuat populasi ular meledak. Sebab disini habitat ular tidak memiliki predator, juga karena reproduksi ular cukup cepat. Diperkirakan, setiap 1 meter persegi, ditemukan satu hingga lima ular.

Namun, mengutip ahli biologi Marcelo Duarte, yang telah mengunjungi pulau itu lebih dari 20 kali, jumlah itu mungkin terlalu dibesar-besarkan. Menurutnya, kepadatan populasi ular di pulau tersebut mencapai satu ular per meter persegi, seperti dikutip Atlas Obscura

Baca Juga: LIVE STREAMING Tik Tok Awards Indonesia 2020, Ada Agnez Mo, Arya Saloka, Amanda Manopo dan Bertabur Bintang

Mungkin kita juga bertanya, seberapa berbisa ular-ular ini?

Menurut Smithsonian, bisa ular lancehead di pulau ini telah berevolusi menjadi racun sangat kuat, tiga hingga lima kali lebih kuat dari ular daratan mana pun dan mampu membunuh sebagian besar mangsanya.

Penduduk di kota-kota pesisir dekat Queimada Grande menceritakan dua kisah kematian mengerikan di Pulau Ular ini. Salah satunya, seorang nelayan tanpa sadar mengembara ke pulau untuk memetik pisang yang tumbuh bebas di pulau tersebut, dan digigit ular. Dia berhasil kembali ke perahunya, namun tak lama tumbang dan tidak tertolong akibat bisa ular tersebut.

Kisah lainnya adalah operator mercusuar dan keluarganya. Di pulau tersebut memang ada satu mercusuar yang dibangun tahun 1909 dan dijaga operator. 

Baca Juga: Waduh! Khabib Nurmagomedov Beralih Profesi Menjadi Pemain Sepakbola Profesional: Kok Bisa?

Suatu malam di tahun 1920-an, beberapa ekor ular masuk melalui jendela dan menyerang pria itu, istrinya, dan ketiga anaknya. Dalam langkah putus asa, mereka melarikan diri menuju perahu, tetapi mereka digigit ular di ranting pohon saat berlari menembus pepohonan. Kini mercusuar tersebut masih dioperasikan secara otomatis oleh Angkatan Laut Brazil.

Ular lancehead emas di pulau ini biasanya ditemukan berlindung di antara daun atau di celah-celah batu, terutama selama cuaca yang tidak mendukung atau setelah menelan mangsa. Tetapi, bisa juga ditemukan di pepohonan ketika sedang berburu mangsa. Tubuhnya tumbuh dengan panjang rata-rata 70 cm, tetapi diketahui ada yang mencapai panjang hingga 118 cm.

Makanan mereka sebagian besar terdiri dari burung yang bertengger di ranting, tetapi dilaporkan juga memakan kadal atau bahkan melakukan kanibalisme. Dikarenakan tidak ada mamalia asli Pulau Queimada Grande, hal ini pasti berdampak besar pada evolusi mereka.

Baca Juga: Kisah Elizabeth Bathory, Wanita Terkejam Sepanjang Sejarah

Ular-ular lancehead di pulau tersebut telah diklasifikasikan terancam punah oleh IUCN. Salah satu sebabnya karena perusakan habitat. Beberapa kali, petani di sekitar pulau tersebut sengaja membakar lahan agar bisa digunakan untuk bertani atau berkebun.

Selain itu, untuk pemeliharaan mercusuar di pulau itu, Angkatan Laut Brazil juga berkontribusi pada perusakan habitat dengan menghilangkan vegetasi di sekitar mercusuar. Populasi spesies ini juga terancam oleh penangkapan yang berlebihan dari para ilmuwan yang kemudian memanfaatkan bisanya untuk tujuan medis.

Para penyelundup satwa liar juga diketahui mengunjungi pulau itu untuk menangkap ular tersebut dan menjualnya secara ilegal. Seekornya, dapat dijual seharga $10.000 hingga $30.000.***

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah