Sambut Hari Bumi, Inilah 5 Perilaku Peduli Bumi Ala Dosen Tiktok Ira Mirawati

- 22 April 2021, 15:56 WIB
Sambut Hari Bumi, Inilah 5 Perilaku Peduli Bumi Ala Dosen Tiktok Ira Mirawati
Sambut Hari Bumi, Inilah 5 Perilaku Peduli Bumi Ala Dosen Tiktok Ira Mirawati /Tangkapan layar Tik tok Ira Mirawati/

Jika memuat topik yang berkaitan dengan hari besar, ada kemungkinan konten kita dimunculkan di timeline orang-orang,” kata Ira, yang
menggunakan lagu-lagu yang sedang viral dalam konten TikTok-nya.

#UntukmuBumiku akan digemakan pada Hari Bumi, 22 April 2021, secara serentak oleh
banyak influencer berpengaruh, termasuk blogger, Youtuber, dan Tiktoker.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Acara TV RCTI Kamis 22 April 2021, Nonton Bapau Asli Indonesia, Ikatan Cinta, Preman Pensiun 5

Penggunaan hashtag pada hari tersebut juga bisa dimanfaatkan oleh para content creator untuk membuat konten mereka berperforma bagus.

4. Memanfaatkan hasil hutan yang diperoleh dengan cara ramah lingkungan Hutan Indonesia menyimpan banyak bahan makanan dan bahan alami untuk keseharian kita.
F
“Misalnya, gula aren dan buah tengkawang yang bisa dijadikan body lotion. Saat membeli hasil
hutan, kita membantu meningkatka kesejahteraan produsen, yang merupakan masyarakat di sekitar hutan.

Selain itu, para produsen yang peduli akan hutannya sebagai tempat untuk mencari bahan baku produk akan menjaga hutan dengan cara tidak menebang pohon atau mengalihfungsikan hutan. HII mencoba mengumpulkannya di website kami https://hutanitu.id/pesonahutan, silakan dicek ada lebih dari 50 produk dan jasa ekowisata hasil hutan lestari seluruh Indonesia,” kata Tian.

Ira kecil, karena rumahnya bertetangga dengan hutan, kerap mencari berbagai hasil hutan, seperti daun pakis dan rebung untuk dijadikan sayur.

Ira juga sangat terbiasa bertemu binatang-binatang hutan, seperti monyet, biawak, kijang, kancil, burung hantu, ataupun ular.

5. Jalan kaki ketika lokasi tujuan terbilang dekat
Untuk menjangkau tempat yang jaraknya dekat, Ira lebih suka berjalan kaki, misalnya ke
minimarket atau warung.

Di antara rekan kerjanya pun ada budaya nebeng, agar tidak setiap orang membawa kendaraan. Ia kerap geregetan melihat orang yang sedikit-sedikit mengeluarkan motor, padahal jarak yang dijangkaunya dekat saja.

“Mahasiswa saya juga lebih memilih naik ojek atau odong-odong (sebutan untuk angkot yang beroperasi di sekitar kampus).

Padahal, mah, kalau jalan kaki hanya 10 menit dari gerbang utama. Saya dulu juga selalu jalan
kaki ke kampus.

Baca Juga: Divonis Mati dan Tidak Mengajukan Banding, 6 Teroris Pelaku Rusuh di Marko Brimob Terima Keputusan Hakim

Halaman:

Editor: Hendra Karunia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x