Baca Juga: Kapal Selam Nanggala-402 belum Ditemukan, TNI AL Dapat Bantuan Kapal penyelamat dari Singapura dan Malaysia
Tian menyebutkan, dari survei yang dilakukan HII pada 2017 terungkap bahwa sebetulnya 98,3% anak muda perkotaan tahu kondisi hutan sedang tidak baik-baik saja.
Pada 2020 survei Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mengungkap bahwa 89% warga muda aktif merasa khawatir tentang dampak krisis iklim.
“Ini membuktikan bahwa mereka
sebenarnya sudah aware soal isu lingkungan. Hanya saja, kesadaran itu belum ditambah
dengan pengetahuan yang memadai,” katanya.
Dari konten TikTok terkait kelestarian hutan yang dibuatnya, Ira juga mendapatkan gambaran bahwa pengetahuan remaja tentang perubahan iklim masih perlu ditingkatkan.
Sebagai contoh, dari komentar-komentar mengenai perubahan iklim, masih banyak yang
mempersepsi bahwa perubahan iklim adalah perubahan cuaca.
Karena itu, ia mendorong mereka untuk lebih banyak melakukan riset tentang isu penting tersebut dan bergabung dengan
berbagai gerakan cinta lingkungan.
3. Bikin konten positif yang seru
Menyadari bahwa bumi ini perlu dijaga bareng-bareng, Ira pun mengajak anak muda untuk mulai peduli dan bergerak dengan cara membuat konten yang seru.
“Kalau sudah mengakses media sosial lebih dari tiga jam sehari, sudah saatnya kita berperan jadi creator. Tidak perlu pakai gadget yang canggih, kok. Yang penting, konsep kontennya harus dipikirkan dengan matang. Pastikan konten itu bermanfaat, bukan demi mengejar jumlah follower atau view. Nanti malah stres sendiri,” kata Ira, yang mendapatkan data bahwa mahasiswanya scroll di media sosial antara enam hingga delapan jam sehari.