Bukannya pertama-tama memprioritaskan ruang aman bagi Lidya dan ketiga anaknya, malah menghubungi terduga pelaku memberi kabar adanya pengaduan atas dugaan kasus pencabulan terhadapnya.
Mantan suami Lidya kemudian mendatangi mereka dan berdalih bahwa saat ayah ketiga anak tersebut datang, mereka berburu memeuk ayahnya.
Namun, berdasarkan ungkapan Lidya, apa yang disampaikan tersebut tidak benar.
Lidya malah mendapat tuduhan dan dibilang telah mengajari ketiga anaknya memfitnah terduga pelaku.
Selain itu, Lidya mendapat dampratan dari mantan suaminya dengan tuduhan tidak becus mengasuh ketiga anaknya, ia malah dipojokkan dan disuruh pulang memunggu kabar selanjutnya.
Keesokannya, Lidya dan ketiga anaknya diminta datang ke kantor dinas untuk ketiga anaknya diperiksa secara psikologis oleh seorang petugas dari Pusat Pembelajaran Keluarga unit kerja di (PPT2PA).
Pemeriksaan tersebut membuahkan hasil klaim bahwa ketiga anak Lidya 'tidak memperlihatkan tanda-tanda trauma' juga menyebutkan 'hubungan dengan orang tua cukup perhatian dan harmonis' serta 'keadaan fisik dan mental dalam keadaan sehat'.
Belakangan diketahui juga ternyata petugas tersebut tidak memenuhi kualifikasi sebagai psikolog anak.