BAGIKAN BERITA - Menanggapi kisruh Konggres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat, Politisi Partai Gelora, Fahri Hamzah angkat bicara.
Ada dua poin yang diungkapkan Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah terkait kisruh KLB Partai Demokrat.
Pertama Fahri Hamzah mengatakan bahwa kudeta biasanya akan berakhir dengan kudeta kembali.
"Kudeta biasanya berakhir kudeta," kata Fahri seperti dikutip Bagikanberita.com dari mantrasukabumi.com melalui akun twitter @Fahrihamzah pada Minggu, 7 Maret 2021.
Lebih lanjut, poin kedua Fahri Hamzah menyebut jika masalah yang sedang menimpa tubuh Partai Demokrat ini harus dijadikan pelajaran dan momentum untuk berbenah diri bagi semua partai politik kedepan.
"Kasus yang terjadi pada Partai Demokrat ini harus menjadi momentum evaluasi total tentang peran partai politik ke depan," katanya.
Baca Juga: Telak, Menkopolhukam Mahfud MD Didebat Komika Ernest Prakasa: yang Jadi Masalah Bukan KLB-nya Prof
Pasalnya kata Fahri Hamzah, kali ini parpol lebih sibuk dengan memikirkan diri sendiri, begitu pula negara.
Lalu katanya, siapa yang akan mengurus Rakyat.
Karena parpol semakin sibuk dengan dirinya sendiri menyeret organisasi negara sibuk dengan dirinya sendiri. Rakyat bertanya, “kami diurus siapa?”," pungkasnya. Artikel ini telah tayang sebelumnya di Mantrasukabumi.com dengan judul Tanggapi Kisruh KLB Demokrat, Fahri Hamzah: Kudeta Biasanya Berakhir Kudeta, Parpol Semakin Sibuk
Di lain kesempatan, Waseksen Partai Demokrat, Jansen Sitindaon mengatakan Menko Polhukam, Mahfud MD membuat pernyataan yang salah.
Mahfud MD menyebut bahwa berkas yang ada dipemerintahan sekarang adalah AD/ART Partai Demokrat 2005.
Pernyataan Mahfud MD tersebut saat wawancara di TV, sebagaimana diungkapkan oleh Jansen melalui akun twitter pribadinya.
"Nuwunsewu. Tadi saya mendengar wawancara Prof @mohmahfudmd di @Metro_TV mengatakan “yang ada dipemerintah skrg AD/ART @PDemokrat 2005”, cuit Jansen seperti dikutip Bagikanberita.com dari mantrasukabumi.com melalui akun twitter @jansen_jsp pada Minggu, 7 Maret 2021.
Jansen menyangkal, bahwa pernyataan Mahfud MD tersebut salah dan bahkan tidak tepat, oleh karenanya ia melampirkan bukti lampiran SK dari Kemenmumham RI tetang pengesahan AD/ART 2020.
"Salah dan tidak tepat pernyataan jenengan ini Prof. Sebagai bukti berikut saya lampirkan Surat Keputusan @Kemenkumham_RI soal pengesahan AD/ART 2020," tulisnya.
Selain itu, Wasekjen PD itu juga mengunggah bukti video pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD yang sedang di wawancara.
"Nuwunsewu iki pernyataan jenengan Prof @mohmahfudmd yg tadi saya dengar di Metro," ungkapnya.
Namun begitu, Jansen tetap berfikir positif, pernyataan salah tersebut mungkin karena kesibukan Menko Polhukam yang sangat padat atau karena miss.
"Saya berpikir positif saja, karena kesibukan yang sangat padat mungkin jenengan miss dan/atau dapat atau difeeding informasi yg salah," ujarnya.
"Itu maka diatas saya sampaikan bukti suratnya. Sehat selalu Prof," pungkasnya.
Sebelumnya KLB Partai Demokrat diselenggarakan di Deli Serdang, Sumatera Utara pada 5 Maret 2021.
Baca Juga: Waduh, Andi Arief Sebut KLB Demokrat Diikuti Peserta Gaib dan Abal-abal: Aya Aya Wae
KLB Partai Demokrat tersebut memutuskan bahwa Moeldoko ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat yang baru menggantikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (Sofar Syaoqi H/Mantrasukabumi.com) ***