Di masa Rasulullah, ada seorang sahabat yang bernama Tsa’labah. Dia adalah sahabat yang miskin. Suatu saat, dia memohon kepada Rasulullah SAW untuk didoakan agar menjadi orang kaya.
Namun Rasulullah menolaknya seraya berkata, “Kemiskinan lebih baik bagimu. Karena jika engkau kaya, saya khawatir engkau akan terlena dengan kekayaanmu.”
Namun, Tsa’labah tetap membujuk Rasulullah untuk mendoakan dirinya agar jadi orang kaya dan dia berjanji akan semakin rajin beribadah kalau dirinya kaya.
Akhirnya, Rasulullah mendoakan Tsa’labah. Apa yang terjadi kemudian? Setelah Tsa’labah didoakan dan berhasil menjadi orang kaya, ia lupa terhadap janji yang pernah diucapkan kepada Rasulullah SAW Satu persatu ibadah yang biasa dia laksanakan ditinggalkannya. Jangankan sholat sunat, sholat wajib pun sudah mulai dia tinggalkan.
Baca Juga: Waduh! Gempa Magnitudo 7,1 di Fukushima Merupakan Rangkaian Gempa 2011 di Tempat yang Sama
Bahkan zakatnya pun tidak pernah dikeluarkan. Jadi, kita tidak boleh berburuk sangka (suudzan alias negative thinking) kepada Allah hanya karena doa belum dikabulkan dan semoga kita selalu dapat berbaik sangka (husnudhan alias positive thinking) kepada Allah atas doa-doa kita.***