“Boleh bangun masjid tapi jangan menghabiskan biaya besar untuk perhiasan saja. Bentuknya biasa saja, tidak bermacam warna, tidak bermacam hiasan, tidak bermacam tulisan,” ujar Syekh Ali Jaber.
Bahkan beliau mengatakan ada larangan untuk menyimpan hiasan tulisan di masjid, ia juga mengakui bahwa niat itu baik namun mereka belum tahu hukumnya.
Kebanyakan orang melakukan hal tersebut karena melihat atau hasil contoh dari masjid yang sudah ada seperti masjid nabawi, namun Syekh Ali Jaber menjelaskan bahwa rujukan atau patokan kebolehan dalam islam bukan dari masjid, melainkan dari Al-Quran dan sunnah.
“Hukum islam bukan ditujukkan kepada masjid atau kepada ustadz, atau kepada siapapun. Tapi hukum islam di balikan kepada Al-Quran dan sunnah,” ujar Syekh Ali Jaber.
Beliau menegaskan jika dalam Al-Quran diperbolehkan maka boleh, jika tidak maka tidak boleh.
Beliau juga menceritakan pengalamannya yang menasehati orang lain, ketika itu ia menasehati orang tersebut beserta hadits dan sabda Rasul yang sebaiknya tidak boleh dilakukan.
Namun orang tersebut menjawab “Kata kyai saya”, padahal Syekh Ali Jaber sudah menyebut nama Allah dan Rasul dalam menasehatinya, Syekh Ali Jaber pun langsung angkat tangan.
“Kalau sudah memiliki fanatik seperti ini, kata kyai lebih utama dari kata Allah dan Rasulullah, angkat tangan tangan, tidak bisa. Ini menjadi salah satu masalah besar,” tutup Syekh Ali Jaber.***