Bahrain Tolak Laporan Intelejen AS Tentang Keterlibatan Mohammed bin Salman dalam Pembunuhan Jamal Khashoggi

28 Februari 2021, 08:40 WIB
Bahrain Tolak Laporan Intelejen AS Tentang Keterlibatan Mohammed bin Salman dalam Pembunuhan Jamal Khashoggi /instagram/mohammed_bin_salman_ksa/

BAGIKAN BERITA - Bahrain sekutu utama Arab Saudi akhirnya ikut menolak laporan intelejen Amerika Serikat (AS) yang menyatakan Putra Mahkota, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) terlibat pembunuhan jurnalis kawakan Jamal Khashoggi.

Hal itu disampaikan oleh kantor berita Bahrain BNA yang dikutip Reuters pada Sabtu 27 Februari 2021 tentang keterlibatan Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) dalam pembunuhan Jamal Khashoggi.

"Bahrain menolak segala hal yang mencoreng kedaulatan Arab Saudi," kata pemerintahan Bahrain dalam sebuah pernyataan resminya. Bahrain juga menyatakan mendukung Raja Salman serta Pangeran Mohammed bin Salman yang berupaya mempertahankan keamanan dan stabilitas di kawasan Arab, serta mendukung perkembangan perekonomian dunia.

Baca Juga: Tidak Jera! Millen Cyrus Kembali Berurusan dengan Polisi Terkena Razia Protokol Kesehatan, Positif Benzo

Bahkan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi degan tegas membantah isi dokumen yang disodorkan intelijen Amerika Serikat (AS) tentang keterlibatan Pangeran Mohammed bin Salman dalam kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.

Menurut laporan intelejen AS Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman atau MBS, telah menyetujui pembunuhan Jamal Khashoggi yang terjadi pada tahun 2018 lalu di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki.

Hal ini diumumkan oleh Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, pada Jumat 26 Februari 2021 waktu setempat, setelah Amerika Serikat merilis laporan intejen ke publik.

Baca Juga: Inilah 6 Aturan Pergaulan antara Pria dengan Wanita, No 4 Jika Dikerjakan Martabatnya Rendah di Mata Allah

"Kita telah memperjelas bahwa ancaman dan serangan lintas wilayah oleh Arab Saudi terhadap para aktivis, pembangkang dan jurnalis harus diakhiri. Mereka tidak akan ditoleransi oleh Amerika Serikat," kata Blinken seperti dirilis AFP, Sabtu 27 Februari 2021.

Unntuk merealisasi tindakannya pemerintahan AS akan melarang masuk 76 wara Saudi yang pernah mengancam pembangkang di luar negeri, termasuk dalam kasus Khashoggi.

Selain itu, AS juga menjatuhkan sanksi kepada Pasukan Intervensi Cepat (RIF) yang merupakan pasukan elit Arab Saudi dan mantan pejabat intelijen Saudi, Ahmed al-Assiri yang disinyalir menjadi salah satu dalang pembunuhan Jamal Khashoggi.

Baca Juga: Aktor Legendaris Hongkong Ng ManTat yang Pernah Main di Film Shaolin Soccer Meninggal Dunia karena Kanker Hati

Sangsi lanjutan untuk RIF juga diberikan Departemen Keuangan AS berupa pemblokiran aset. Masih menurut Menurut Departemen Keuangan AS Ahmed al-Assiri merupakan pemimpin operasi pembunuhan Jamal Khashoggi.

Seperti diketahui, Jamal Ahmad Khashoggi lahir 13 Oktober 1958 dan meninggal 2 Oktober 2018 pada usia 59 tahun.

Dia adalah wartawan Saudi, kolumnis Washington Post, penulis, dan mantan manajer umum dan pemimpin redaksi Al Arab News Channel.

Baca Juga: Ngeri! Kerusuhan di Penjara Haiti Menewaskan 25 Orang Termasuk Kepala Penjara, Ratusan Narapidana Kabur

Di dunia internasional, Khashoggi dikenal atas kontribusinya untuk Al Watan sehingga bisa menjadi ruang bagi kalangan progresif di Saudi.

Ia meninggalkan Arab Saudi pada tanggal 18 September 2017. Sejak itu, ia rutin menulis artikel yang mengkritik negaranya. Khashoggi adalah kritikus utama Putra Mahkota Mohammad bin Salman yang merupakan pemimpin de facto Arab Saudi.

Khashoggi ditahan di konsultat Saudi di Istanbul pada tanggal 2 Oktober 2018. Sejumlah pejabat Turki percaya bahwa Khashoggi disiksa secara brutal selama beberapa hari dan dibunuh di dalam konsulat.

Baca Juga: Hebat! Dapat Gelar Doktor dengan Predikat Cumlaude, Oki Setiana Dewi Kirim Pesan Menyentuh Bagi Anak Bungsunya

Pembunuhan tersebut dilakukan oleh 15 orang yang didatangkan langsung dari Arab Saudi.Penyiksaannya direkam, lalu jenazahnya dipotong dan diam-diam dikeluarkan dari konsulat.

Pada 19 Oktober lalu, pemerintah Saudi mengakui bahwa Khashoggi telah tewas di dalam konsulatnya. Mereka mengklaim bahwa pertikaian dengan Khashoggi menghasilkan "perkelahian yang menyebabkan kematiannya".***

Editor: Ali Bakti

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler