Tidak Mematuhi Perintah dan Takut Dianiaya oleh Junta Militer, 19 Polisi Myanmar Melarikan Diri ke India

5 Maret 2021, 11:43 WIB
Waduh! Suster Sambil Menangis dan Berlutut Memohon kepada Polisi Myanmar untuk Tidak Menangkap Para Demonstran /twitter.com/CardinalMaungBo/

BAGIKAN BERITA - Sekitar 19 orang Polisi Myanmar melarikan diri ke India karena takut dianiaya dan tidak mau diperintah oleh junta militer untuk menindak para demonstran yang pada saat ini sedang berlangsung.

Polisi Myanmar tersebut meminta perlindungan kepada pemerintahan India untuk menghindari hukuman dari junta militer karena mereka tidak mau melaksanakan tugasnya.

Seperti diberitakan Reuters pada Jumat 5 Maret 2021, pejabat polisi yang tidak mau disebutkan mengatakan bahwa ada sekitar 19 Polisi Myanmar yang takut kepada junta militer telah menyeberang ke perbatasan di distrik Champhai dan Serchhip di negara bagian Mizoram dekat perbatasan India dan Myanmar.

Baca Juga: Innalillahi, Terjadi Gempa 8,1 Magnitudo di Selandia Baru, Alarm Tsunami Berbunyi, Warga Dievakuasi

"Kami mengharapkan lebih banyak lagi akan datang," kata pejabat Kepolisian India itu,
Masih kata pejabat kepolisian itu, para polisi Myanmar yang melarikan diri ke India karena takut dianiaya oleh junta militer karena tidak taat pada perintah.

Pada saat ini mereka yang melarikan diri sudah ditampung di suatu tempat yang layak oleh otoritas setempat.

Seperti diketahui, sedikitnya 38 orang tewas di Myanmar pada Rabu 3 Maret dalam apa yang digambarkan PBB sebagai "hari paling berdarah" sejak kudeta militer terjadi sebulan lalu.

Baca Juga: Inilah 6 Tips Jitu Agar Semangat Ibadah Kita Konsisten, Nomor 3 Dicontohkan Rasululah SAW

Protes massal dan tindakan pembangkangan sipil telah terlihat di seluruh Myanmar sejak militer merebut kekuasaan pada 1 Februari.

Para pengunjuk rasa telah menyerukan diakhirinya kekuasaan militer dan pembebasan para pemimpin pemerintah terpilih negara itu - termasuk Aung San Suu Kyi - yang digulingkan dan ditahan dalam kudeta tersebut.

Kudeta dan penindasan dengan kekerasan terhadap protes yang mengikutinya telah menyebabkan kecaman internasional, yang sejauh ini diabaikan oleh militer Myanmar.

Baca Juga: Hasil Negosiasi, Kim Kardashian Dikabarkan Dapat Rumah Mewah di Hidden Hills dari Perceraian dengan Kanye West

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan insiden kemarin sebagai hari paling kejam sejak demonstrasi menentang kudeta militer bulan lalu pertama kali meletus.

“Polisi dan tentara melepaskan tembakan dengan peluru tajam dengan sedikit peringatan,” kata saksi mata seperti dikutip dari Reuters.

Aksi brutal yang dilakukan militer myanmar kepada para pengunjuk rasa mendapat kecaman dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), melalui juru bicara bidang hak asasi manusia PBB, Ravina Shamdasani meminta militer menghentikan aksi kekerasan tersebut.

Baca Juga: Waduh! Meski Sudah Sembuh dari Corona, Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar Gagal Nikah pada Tanggal Cantik

"Kami mengutuk keras kekerasan yang meningkat terhadap protes di Myanmar dan menyerukan kepada militer untuk segera menghentikan penggunaan kekuatan terhadap pengunjuk rasa damai," ujarnya ***

 

Editor: Ali Bakti

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler