Makin Memanas, Kilang Minyak Aramco, Arab Saudi Kembali Diserang Drone dan Rudal oleh Pemberontak Houthi

8 Maret 2021, 06:48 WIB
Makin Memanas, Kilang Minyak Aramco, Arab Saudi Kembali Diserang Drone dan Rudal oleh Pemberontak Houthi /Pixabay/

BAGIKAN BERITA - Sebuah pesawat terbang tak berawak atau drone dan sebuah rudal balistik menghantam pelabuhan  kilang minyak Aramco, di timur Arab Saudi.

Pada serangan drone dan rudal yang menyerang kilang minyak Arab Saudi tersebut dilaporkan tidak ada korban jiwa dan kerusakan yang berarti.

Menurut Kementerian Energi Arab Saudi dalam rilis resminya yang dilansir dari AFP, Senin 8 Maret 2021 menyatakan bahwa telah terjadi penyerangan dengan menggunakan pesawat tak berawak (drone) dan rudal di area kilang minyak yang datang dari laut.

Baca Juga: Inilah 4 Adab yang Dicontohkan Rasululah SAW, Ketika akan Berangkat ke Masjid untuk Sholat Berjemaah

"Salah satu area tangki minyak di Pelabuhan Ras Tanura di wilayah timur, salah satu pelabuhan minyak terbesar di dunia, pagi ini diserang oleh pesawat tak berawak, yang datang dari laut," ujar sebuah pernyataan dari Kementerian Energi Saudi.

Pada kesempatan itu juga pemerintahan Arab Saudi mengatakan bahwa kejadian tersebut terjadi pada minggu malam di dekat pemukiman Saudi Aramco.

"Pecahan peluru dari rudal balistik jatuh di dekat daerah pemukiman Saudi Aramco di kota Dhahran," kata Kementerian Energi Saudi.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca 8 Maret 2021: Hati-Hati! Sedia Payung Bandung akan Hujan dari Siang hingga Sore Hari

Masih pada pernyataan tersebut tidak disebutkan pihak mana yang bertanggung jawab terhadap serangan yang menargetkan kilang minyak terbesar arab saudi itu.

Namun pihak pemberontak Houthi Yaman melalui Twitter telah mengakui bahwa mereka telah melakukan serangan menggunakan drone dan rudal ke di daerah Dammam, yang dekat dengan Dhahran.

Seperti diketahui pemberontak Houthi yang didukung Iran baru-baru ini meningkatkan serangan drone dan rudal lintas batas di kota-kota Saudi, sebagian besar menargetkan kilang minyak Arab Saudi. Serangan yang kerap terjadi membuat pihak internasional turun tangan.

Baca Juga: Bertemu dengan Muzakir Manaf Bahas Kisruh Partai Demokrat, AHY: Jika Dibiarkan akan Mengancam Keadilan

Saudi mulai mengintervensi perang di Yaman sejak 2015, ketika Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi harus meninggalkan istananya setelah Houthi berhasil menguasai ibu kota Yaman, Sanaa.

Konflik ini disebut-sebut sebagai perang proksi antara Saudi dan Iran di kawasan karena sejumlah pihak menuding Iran menyokong pergerakan Houthi.

Namun Houthi menyangkal menjadi boneka Iran dan mereka mengatakan ingin memerangi Presiden Abd-Rabbu Mansour yang berperilaku korup dan merugikan rakyatnya.

Baca Juga: Waduh! Makam Gadis Cantik yang Tewas Ditembak pada Demonstrasi di Myanmar, Kembali Digali oleh Junta Militer

Sampai saat ini sudah 6 tahun konflik ini berlangsung dan belum ada tanda-tanda akan berhenti.***

Editor: Ali Bakti

Sumber: AFP

Tags

Terkini

Terpopuler