Waduh, Amerika Serikat Lakukan Penyelidikan ke Negara Ethiopia Menyusul Laporan Adanya Dugaan Pelanggan HAM

6 April 2021, 07:55 WIB
Ilustrasi bendera negara Ethiopia*/ /Pixabay.com/

BAGIKAN BERITA - Amerika Serikat lakukan penyelidikan laporan terkait pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) atas kekejaman di wilayah Tigray, Ethiopia pada Senin, 5 April 2021.

Dilansir Bagikanberita.com dari Reuters.com, seorang juru bicara di departemen Ned Price mengungkapkan saat lakukan jumpa pers bahwa Amerika serikat begitu memprihatinkannya terkait laporan minggu lalu oleh media CNN dan BBC perihal pembantaian dan kekerasan yang dilakukan oleh pasukan Ethiopia.

“Kami, tentu saja, mempelajari laporan-laporan ini. Kami telah mencatatnya dengan cermat dan kami akan terus memperhatikannya, ”ujar Price juru bicara departemen Ned Amerika Serikat.

Baca Juga: Mengerikan, Serangan Bom Meledak di Weliveriya, Sri Lanka, 15 Warga Tewas pada 6 April 2008

"Kami sangat mengutuk pembunuhan, pemindahan paksa, pelecehan seksual, pelanggaran hak asasi manusia lainnya yang telah dilaporkan oleh banyak organisasi," lanjut Price, menolak untuk mengatakan siapa yang diyakini Amerika Serikat bertanggung jawab.

Kemudian kementrian Luar Negeri Ethiopia membeberkan bahwa penyelidikan bersama dengan sejumlah para ahli eksternal untuk mengusut tuntas dugaan pelanggaran HAM akan segera cepat dilaksanakan.

Perlu diketahui bahwa, negara Ethiopia merupakan negara yang terpadat kedua di benua Afrika, dimana Ethiopia sedang mengendalikan agar kondusif pada beberapa titik ada persaingan etnis untuk merebutkan tanah kekuasaan dan sumber daya didalamnya.

Baca Juga: Kecelakaan Kereta Api Menabrak Truk Trailer di Ngawi, Masinis dan Sopir Truk Tewas pada 6 April 2018

Hal ini di khawatirkan akan mengganggu jelang pemilihan nasional pada bulan Juni 2021 mendatang.

Tak hanya itu, Price juga menyambut baik janji kementerian luar negeri Ethiopia bahwa pasukan Eritrea akan mundur dari Tigray, ia menyebut penarikan pasukan itu sebagai langkah maju yang penting dalam penurunan ketegangan di wilayah tersebut.

Kedua negara Eritrea dan Ethiopia membantah tudingan atas kehadiran pasukan Eritrea di wilayah Tigray hingga berbulan-bulan lamanya, meski membantah ada banyak saksi mata yang melihat.

Baca Juga: Pengunjuk Rasa di Myanmar Menuntut Pemerintahan Aung San Suu Kyi Kembali Berjalan

Kemudian negara-negara G6 termasuk juga negara Adidaya Amerika Serikat di hari Jumat lalu serukan menarik tentara Eritrea dengan cepat, tanpa syarat dan diverifikasi.

"Penarikan segera dan lengkap pasukan Eritrea dari Tigray akan menjadi langkah maju yang penting dalam meredakan konflik dan memulihkan perdamaian dan stabilitas regional," tutur Price kepada wartawan.***

Editor: Yusuf Ariyanto

Sumber: Routers

Tags

Terkini

Terpopuler