Setelah Terus Ditembaki Junta Militer, Demonstran Myanmar Lakukan Perlawanan dengan Ketapel dan Bom Molotov

- 18 Maret 2021, 14:19 WIB
Ilustrai, Setelah Terus Ditembaki Junta Militer, Demonstran Myanmar Lakukan Perlawanan dengan Ketapel dan Bom Molotov
Ilustrai, Setelah Terus Ditembaki Junta Militer, Demonstran Myanmar Lakukan Perlawanan dengan Ketapel dan Bom Molotov /Pixabay/

BAGIKAN BERITA - Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para demonstran yang menentang kudeta yang dilakukan oleh junta militer di berbagai tempat di Myanmar, telah memakan korban jiwa sebanyak 200 orang.

Korban meninggal dunia yang semakin bertambah, membuat para demonstran mulai melakukan perlawanan terhadap junta militer Myanmar.

Para Demonstran melakukan perlawanan kepada junta militer Myanmar dengan menggunakan bom molotov dan ketapel.

Baca Juga: Wow! Ashanty Keturunan Bangsawan, Kakeknya Diusulkan Menjadi Pahlawan Nasional, Anang Hermansyah Beruntung

Seperti diberitakan Associated Press pada Rabu 17 Maret 2021, peristiwa ini terjadi di kota Yangon, ketika aparat melepaskan tembakan untuk membubarkan para demonstran.

Para demonstran melarikan diri, ke tempat yang telah dianggap aman, setelah tembakan mereda, mereka mereka merangkak mendekati barikade yang sudah dibikin sebelumnya.

Para demonstran melakukan serang balik dengan melemparkan bom molotov dan melepaskan proyektil dari ketapel.

Baca Juga: Joe Biden Komentari Penembakan di AS yang Menewaskan 8 orang, 6 Diantaranya Wanita Keturunan Asia: Meresahkan!

Hal ini dinilai efektif untuk menahan laju aparat yang terus merangsek untuk menangkapi bahkan menyiksa para demonstran yang tertangkap.

Dalam berita terbaru dilaporkan bahwa, ada enam orang tewas akibat penembakan yang dilakukan polisi Myanmar saat menindak keras para demonstran di berbagai wilayah.

Dua saksi mata mengatakan bahwa tiga orang tewas dan beberapa orang lainnya luka-luka di kota Mandalay yang merupakan kota terbesar kedua di Myanmar, saat demonstran melakukan aksi duduk untuk menentang kudeta dan diserang polisi dengan tembakan.

Baca Juga: Inilah Alasan Resmi Tim Bulutangkis Indonesia Harus Mundur dari Kejuaraan Bergengsi All England 2021

Sedangkan di kota Pyay, menurut media lokal disebutkan seorang demonstran meninggal dunia, setelah polisi mencegat ambulan yang berisi korban luka-luka dan seorang yang luka tersebut meninggal dunia karena terlambat ditangani.

Sedangkan di kota Yangon, masih menurut laporan media lokal disebutkan dua orang meninggal dunia karena tembakan polisi saat berunjuk rasa untuk menuntut pembebasan temanya yang ditangkap aparat kepolisian.

Seperti diketahui, Protes massal dan tindakan pembangkangan sipil telah terlihat di seluruh Myanmar sejak militer merebut kekuasaan pada 1 Februari 2021.

Baca Juga: Kekerasan Rasis Terjadi di AS, Pria Kulit Putih Tembak Mati 8 Orang, 6 Diantaranya Wanita Keturunan Asia

Para pengunjuk rasa telah menyerukan diakhirinya kekuasaan militer dan pembebasan para pemimpin pemerintah terpilih negara itu - termasuk Aung San Suu Kyi - yang digulingkan dan ditahan dalam kudeta tersebut.

Kudeta dan penindasan dengan kekerasan terhadap protes yang mengikutinya telah menyebabkan kecaman internasional, yang sejauh ini diabaikan oleh militer Myanmar.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan insiden kemarin sebagai hari paling kejam sejak demonstrasi menentang kudeta militer bulan lalu pertama kali meletus.

Baca Juga: Ivan Gunawan dan Ayu Ting Ting Kembali Dikaitan Berhubungan, Fairuz A. Rafiq:  Kok Aku Ngerasa Kalian Cocok Ya

“Polisi dan tentara melepaskan tembakan dengan peluru tajam dengan sedikit peringatan,” kata saksi mata seperti dikutip dari Reuters.

Aksi brutal yang dilakukan militer myanmar kepada para pengunjuk rasa mendapat kecaman dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), melalui juru bicara bidang hak asasi manusia PBB, Ravina Shamdasani meminta militer menghentikan aksi kekerasan tersebut.

"Kami mengutuk keras kekerasan yang meningkat terhadap protes di Myanmar dan menyerukan kepada militer untuk segera menghentikan penggunaan kekuatan terhadap pengunjuk rasa damai," ujarnya ***

 

Editor: Ali Bakti

Sumber: REUTERS Assosiated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah