Porang, Benarkah Bisa Diproses Menjadi Makanan Pokok Layaknya Beras?

6 Januari 2021, 13:25 WIB
Umbi porang (iles-iles)*//ANTARA /

BAGIKAN BERITA - Porang adalah fenomena zaman. Porang atau dikenal juga dengan nama iles-iles adalah tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus muelleri.  

Beratus-ratus tahun Porang ada di bumi pertiwi ini. Tumbuh di pinggir jurang, di bawah rumpun bambu, di bawah pohon duku dan pepohonan yang rindang. 

Di semak belukar, di hutan lebat, tanpa ada orang yang sudi menengok atau bisa memanfaatkannya. 

Baca Juga: PERSIB Bandung Masih Menunggu kabar kapan Bergulirnya liga 1 Indonesia

Bahkan tanaman ini malah dianggap jadi gulma dan musuh bagi petani karena lebatnya daun porang yang mengalahkan tanaman sayur dan lain sebagainya. 

Akhirnya tanaman di cabut, di babat, di buang, dikeringkan dan dibakar, untuk dimusnahkan.

Tahun 1943, Jepang datang menjajah negeri ini.

Konon, mereka datang bukan untuk mencari rempah-rempah seperti orang Eropa, bukan mencari emas, tetapi tujuan utama mereka sampai ke nusantara adalah untuk mencari porang atau badul atau konjak untuk memberi makan ratusan ribu pasukan yang sedang berperang di hampir seluruh daratan Asia. Korea, Cina dan sebagainya.

Baca Juga: Mas Al Salah Tingkah, Andin Tatap Mesra Aldebaran di Ikatan Cinta Malam Ini di RCTI

Makanan utama mereka (orang Jepang) bukanlah beras atau gandum. Tetapi konjak atau porang.Tetapi proses pengolahan porang jadi makanan sangat dirahasiakan oleh mereka.

Mengapa...???

Karena kalau sampai kita (orang Indonesia) mengetahui cara mengolah porang menjadi makanan, jadi beras shiratake, jadi konyaku, jadi mie porang, dan lainnya, maka mereka khawatir nanti porang kita di konsumsi sendiri & mereka tidak dapat lagi suplay porang untuk prajurit mereka di luar negeri.

Jepang dan Cina sebagai pengkonsumsi porang belakangan ini kesulitan stok karena faktor alam dan pertambahan penduduk di sana yang makin banyak juga pesat.

Baca Juga: Bocoran Jalan Cerita Ikatan Cinta Rabu 6 Januari: Gawat! Al Kembali Cuek dan Dingin kepada Andin

Tahun 2014 kemarin, atau mungkin sudah lama, datanglah mereka ke Indonesia untuk mencari porang. Karena memang sumber atau pusat porang dunia ada di Indonesia.

Sebenarnya Porang sudah dikirim kesana sejak tahun 1962 oleh PT Ambico Pasuruhan & PT Sanindo Bandung namun kebutuhan di sana semakin banyak.

Wakil pemerintah mereka datang langsung untuk kerja sama atau MOU pembelian dan penanaman porang. Awalnya dengan Perhutani Madiun di Saradan. Mulai saat itu porang berkembang makin pesat dan luasan lahan porang khususnya di Jawa Timur (Madiun, Nganjuk, Ngawi, Bojonegoro)

Dan beberapa tahun yang lewat, Badan Pangan Dunia FAO menyatakan dunia dalam keadaan darurat pangan. Indonesia juga merasa perlu memperkuat ketahanan pangan. 

Baca Juga: Bocoran Jalan Cerita Ikatan Cinta Rabu 6 Januari: Gawat! Al Kembali Cuek dan Dingin kepada Andin

Salah satunya adalah porang yang merupakan substitusi yang ternyata 5 kali lebih baik dari beras.

Maka boominglah porang di negeri ini. Kebutuhan dunia yang sangat besar yang konon baru terpenuhi 5-10% saja dan potensi ratusan juta penduduk Indonesia yang pada titik tertentu nanti akan berubah pola makannya dari padi akan berubah makan beras porang.

Konon, hingga hari ini, memang baru para artis. para pejabat dan orang-orang kaya saja yang makan beras porang karena harganya masih sangat tinggi yaitu sekitar Rp.160.000,- perkilo. 

Tapi tidak menutup kemungkinan, 5-10 tahun lagi warga biasa sudah akan ikut makan beras porang yang memang sangat baik bagi kesehatan.

Baca Juga: Tim Investigator KNKT Tiba di Pangkalan Bun, Periksa Serpihan Diduga Pesawat Antariksa Milik China

Porang yang tadinya tanaman liar mulai jadi idola. Ratusan bahkan ribuan hektare lahan berubah jadi lahan porang. 

Potensi pendapatan porang yang sampai ratusan juta perhektar-permusim membuat para pengusaha yang selama ini tidak melirik dunia pertanian mulai berebut peluang bertani porang.

Porang sudah jadi primadona. Dan semoga akan terus jadi primadona mengingat bahwa itu adalah kebutuhan pokok dan kebutuhan industri.

Semoga hadirnya porang bisa membawa kemaslahatan bagi petani pedesaan dan petani pinggir hutan untuk menikmati hadirnya fenomena porang ini.

Semoga bukan hanya para pemodal & pengusaha yang kaya raya dari porang tetapi yang utama adalah Petani.***

Editor: Ahmad Taofik

Tags

Terkini

Terpopuler