14 Golongan Hamba yang Doanya Cepat Terkabul oleh Allah SWT

- 3 September 2020, 22:46 WIB
Ilustrasi berdoa
Ilustrasi berdoa /PIXABAY.COM/

وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ، فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حِجَابٌ

  Artinya, “Takutlah terhadap doa orang
  yang terzalimi. Sebab, di antara doanya dengan Allah tidak ada penghalang,” (HR. Ahmad).   Dalam riwayat Abu Dawud dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyatakan, walaupun orang yang terzalimi tersebut seorang yang ahli maksiat. “Doa orang terzalimi itu mustajab, mesipun ia seorang ahli maksiat. Sebab, kemaksiatannya untuk dirinya.” Bahkan, dalam riwayat Ahmad dari Anas disebutkan, walaupun orang yang terzalimi itu seorang non-Muslim.

Baca Juga: MasyaAllah, Ini Dia Pahala dan Keutamaan Membaca Surat Yasin

Kedua, orang tua kepada anaknya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diterima Abu Hurairah: 

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ

Artinya, “Tiga doa yang mustajab, tak diragukan lagi di dalam ketiganya, (salah satunya) yakni doa orang tua kepada anaknya,” (HR. Ahmad).   Terlebih hadits lain yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi menyatakan, “Ridha Allah bersama ridha orang tua. Dan murka-Nya bersama ridha orang tua.”  

Ketiga, orang yang sedang berpuasa. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dari Abu Hurairah. Dalam riwayat tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Artinya, “Orang yang berpuasa itu tidak ditolak doanya.”   Riwayat lain menyebutkan, “Tiga doa yang tidak ditolak, (salah satunya) orang yang berpuasa hingga berbuka.”   

 Keempat, musafir atau orang yang sedang menempuh perjalanan jauh. Abu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

  ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمُسَافِرِ  
 
Artinya, “Tiga doa yang mustajab, tak
  diragukan lagi di dalam ketiganya, (salah satunya) yakni doa musafir,” (HR. Ahmad).  

Kelima, orang yang sedang mengalami kesulitan. Hal ini berdasarkan ayat Al-Qur’an: 
 
أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ

   Artinya, “Siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya,” (QS. An-Naml [27]: 62).  

Halaman:

Editor: Hendra Karunia

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x