14 Golongan Hamba yang Doanya Cepat Terkabul oleh Allah SWT

- 3 September 2020, 22:46 WIB
Ilustrasi berdoa
Ilustrasi berdoa /PIXABAY.COM/

  الْغَازِي فِي سَبِيلِ اللهِ، وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ، وَفْدُ اللهِ، دَعَاهُمْ، فَأَجَابُوهُ، وَسَأَلُوهُ، فَأَعْطَاهُمْ
 
  Artinya, “Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang sedang ibadah haji, dan orang yang sedang berumrah adalah utusan Allah. Allah memanggil mereka, kemudian mereka memenuhi panggilan itu. Sehingga jika mereka memohon kepada Allah, maka Allah akan memberinya.”  
 
Kesebelas, orang yang sedang menunaikan haji dan umrah, berdasarkan hadits pada point kesebelas.

   الْغَازِي فِي سَبِيلِ اللهِ، وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ، وَفْدُ اللهِ، دَعَاهُمْ، فَأَجَابُوهُ، وَسَأَلُوهُ، فَأَعْطَاهُمْ 
  
Artinya, “Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang sedang ibadah haji, dan orang yang sedang berumrah adalah utusan Allah. Allah memanggil mereka, kemudian mereka memenuhi panggilan itu. Sehingga jika mereka memohon kepada Allah, maka Allah akan memberinya.”  

Keduabelas, pemimpin yang adil, sebagaimana hadits dalam Musnad Ihaq dari Abu Hurairah, dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

   وَالْإِمَامُ الْمُقْسِطُ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُ
  
   Artinya, “Pemimpin yang adil itu tidak ditolak doanya.”  

Ketigabelas, orang yang banyak mengingat Allah, sebagaimana hadits berikut.  
  
   ثَلَاثَةٌ لَا يَرُدُّ اللهُ دُعَاءَهُمُ: الذَّاكِرُ اللهَ كَثِيرًا
  
   Artinya, “Tiga golongan yang tidak ditolak Allah doanya, (salah satunya) orang yang banyak mengingat Allah,” (HR al-Baihaqi).  

Keempatbelas, orang yang dicintai dan diridhai Allah. Ini berdasarkan hadits dari Abu Hurairah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan bahwa Allah berfirman: 
  
  مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ: كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ
 
  Artinya, “Siapa yang menentang seorang wali-Ku, maka Aku menyatakan perang kepadanya.
 
Dan tidaklah seorang hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang Aku cintai dari apa yang telah aku fardlukan kepadanya dan tidaklah ia senantiasa mendekat kepada-Ku dengan ibadah sunah kecuali Aku akan mencintainya. Ketika Aku telah mencintainya, maka Aku akan menjadi pendengaran yang ia pergunakan untuk mendengar, Aku akan menjadi penglihatan yang ia pergunakan untuk melihat, Aku akan menjadi tangan yang menjadi kekuatannya, Aku akan menjadi kaki yang ia pakai untuk berjalan.

Jika ia meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Jika ia berlindung, Aku akan melindunginya.” Demikian sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari. (Lihat: Syekh Khalid ibn Sulaiman, Min ‘Aja’ib Ad-Du‘a [Riyadh: Darul Qasim], jilid 1, hal. 29).***

Halaman:

Editor: Hendra Karunia

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x