BAGIKAN BERITA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merinci analisis terkait gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6,2 yang melanda Kabupaten Garut, Jawa Barat. Menurut penjelasan yang diterima di Bandung pada hari Minggu, Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid, mengatakan bahwa gempa ini disebabkan oleh aktivitas penunjaman atau yang dikenal sebagai gempa bumi intraslab dengan mekanisme sesar naik, berdasarkan posisi lokasi pusat gempa, kedalaman, dan data mekanisme sumber dari BMKG, USGS Amerika Serikat, dan GFZ Jerman.
“Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari BMKG, USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas penunjaman atau dapat disebut juga gempa bumi intraslab dengan mekanisme sesar naik,” kata Wafid.
Badan Geologi juga menjelaskan bahwa wilayah pesisir selatan Jawa Barat secara umum terdiri dari dataran pantai yang berbatasan dengan morfologi perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal di bagian utara.
Lokasi pusat gempa terletak di laut dengan kedalaman menengah, menyebabkan guncangan terasa luas di Jawa Barat. Wilayah ini terutama terdiri dari endapan Kuarter seperti aluvial pantai, aluvial sungai, batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lava, tuff), dan batuan berumur Tersier seperti batuan sedimen dan batuan rombakan gunung api.
Gempa bumi terjadi pada tanggal 27 April 2024 pukul 23.29 WIB, dengan pusat gempa terletak di Samudera Hindia pada koordinat 8,42 derajat lintang selatan dan 107,26 derajat bujur timur, atau sekitar 151,7 kilometer barat daya Kabupaten Garut, Jawa Barat, dengan kedalaman 70 kilometer. Data dari United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat mencatat bahwa magnitudo gempa adalah 6,1 pada kedalaman 68,3 kilometer, sedangkan data dari Geo Forschungs Zentrum (GFZ) Jerman mencatat magnitudo yang sama pada kedalaman 67 kilometer.
“Lokasi pusat gempa bumi terletak di laut pada kedalaman menengah sehingga guncangan terasa pada daerah cukup luas di Jawa Barat,” kata dia.
Baca Juga: Timnas U-23 Buat Sejarah, Erick Thohir: Kita Seperti Raksasa Tidur dan Butuh Bangkit Kembali
Meskipun pusat gempa berada di laut, tidak terjadi tsunami karena tidak ada deformasi dasar laut yang terjadi. Namun, laporan sementara dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan adanya korban luka dan kerusakan bangunan di sejumlah wilayah di Jawa Barat seperti Kabupaten Garut, Tasikmalaya, Sukabumi, Bandung Barat, Ciamis, Bandung, Pangandaran, Purwakarta, Sumedang, dan Kota Tasikmalaya.***