BAGIKAN BERITA - Imbas tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang, utusan FIFA Niko Nhouvannasak telah sedatang untuk membenahi sebakbola Indonesia.
Niko Nhouvannasak yang juga merupakan FIFA Development Project Coordinator mengunjungi kantor PSSI, di GBK Arena, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022.
Di kantor PSSI tersebut, utusan FiFA tersebut bertemu dengan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, Wakil Ketua Umum Iwan Budianto, Sekjen Yunus Nusi, dan Wasekjen Maaike Ira Puspita.
Menurut Ketua Umum PSSI, FIFA akan melakukan pendampingan dan dukungan kepada PSSI imbas dari tragedi Kanjuruhan.
"Kami menyambut baik dan mengapresiasi kedatangan FIFA pada hari ini di kantor PSSI. FIFA menyatakan bahwa akan terus melakukan pendampingan dan memberikan dukungan terbesar kepada PSSI setelah insiden tersebut," ungkap pria yang akrab disapa Iwan Bule ini.
Selain itu, Mochamad Iriawan menjelaskan bahwa pertemuan dengan delegasi FIFA tersebut untuk memberikan solusi terbaik untuk perkembangan sepakbola Indonesia.
"Langkah-langkah nyata dan solusi terbaik kedepan menjadi topik pembahasan pada rapat hari ini. Rapat ini merupakan rapat awal yang akan diikuti oleh serangkaian kegiatan pendampingan oleh FIFA untuk meningkatkan perkembangan sepak bola di Indonesia," tambah Iriawan.
Seperti diberitakan sebelumnya, FIFA akan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk membenahi sepakbola nasional yang tercoreng akibat tragedi Kanjuruhan.
Untuk merealisasikannya FIFA dan pemerintah Indonesia akan membentuk tim transformasi sepak bola Indonesia.
Untuk kelancaran upaya itu,FIFA juga akan berkantor di Indonesia untuk memastikan proses transformasi sepakbola Indonesia dapat berjalan secara maksimal.
Baca Juga: Ketum PSSI Apresiasi Pemerintah dan Siap Bekerjasama dengan FIFA untuk Perbaiki Sepakbola Indonesia
Untuk lama FIFA berada di Indonesia dalam rangka membenahi sepakbola nasional sampai berita ini diturunkan belum diketahui.
Bahkan Erick Thohir yang merupakan kolega dari Ketua Umum FIFA tidak bisa memastikan lamanya otoritas sepakbola tertinggi di dunia ini berkantor di Indonesia.
"Saya tidak tahu berapa lama, selama transformasi yang mereka bentuk sudah berjalan, baru mereka pergi, bisa tiga bulan, enam bulan, atau selamanya," kata Erick.***