BAGIKAN BERITA - Ini kata pelatih Indra Thohir, setelah Persib legend ditumbangkan BVB Borussia Dortmund legend 4-0 pada laga ekshibisi yang digelar di Stadion Siliwangi, Bandung.
Indra Thohir mengatakan pertandingan melawan BVB Borussia Dortmund legend merupakan pertandingan yang menarik dan menghibur, namun Persib legend kalah kelas.
"Ini sebuah pertunjukan yang sangat bagus. BVB Borussia Dortmund memang tim yang matang dan jelas, cukup menghibur semua karena terlihat dari penguasaan bola, mereka sangat bagus," ungkap Indra Thohir yang didaulat menjadi pelatih Persib legend.
Baca Juga: Selamat! Timnas Jerman Juara FIBA World Cup 2023 Setelah Kalahkan Timnas Serbia
"Itu karena mereka punya dasar yang juga bagus," tambah Indra Thohir seperti dikutip dari laman resmi klub.
Pelatih yang kerap disapa Abah Thohir ini juga, sangat antusias memimpin tim asuhannya melawan BVB Borussia Dortmund yang diperkuat mantan pesebak bola terkenal di dunia seperti Roman Weidenfeller, Marcel Schmelzer, dan Jan Koller.
Namun di akhir pertandingan, pria berusia 82 tahun ini kecewa atas ulah segelintir suporter yang menyalakan flare dan mengganggu momen para pemain kedua tim memberikan penghormatan kepada penonton.
Baca Juga: LINK LIVE STREAMING MotoGP San Marino di Trans 7, Minggu 10 September 2023, Siapakah Pemenangnya
Bangsa kita ini susah memahami (aturan)," ujarnya. Itu juga yang menghambat kemajuan sepakbola kita. Itu (menyalakan flare) 'kan enggak boleh dilakukan.
"Kalau ditegur, malah balik marah. Sangat disayangkan. Itu soal mental, kita belum sepenuhnya paham soal etika," lanjutnya.
Bagi Abah Thohir, langkah PERSIB tersebut merupakan hal yang harus dilakukan. Tujuannya untuk memutus mata rantai budaya suporter yang negatif terhadap klub kebanggaannya. Ia pun berharap, langkah ini bisa terus dilakukan kepada generasi-generasi baru.
Baca Juga: Hasil Piala AFC U-23: Timnas Indonesia U-23 Bantai China Taipei 9-0, Langsung Pimpin Grup K
Selain itu, Indra Thohir berharap, manajemen Persib jangan bosan untuk mengedukasi para suporternya agar kebiasaan negatif yang dilakukan bisa terhenti.
"Saya belum tahu kedepannya bagaimana. Semua itu 'kan berawal dari generasi ini. Kalau kakak-kakaknya ini bisa bagus, selanjutnya akan mengikuti. Manajemen sudah bagus melakukan edukasi, tapi itu juga harus terus dilakukan, tidak boleh berhenti," katanya.
Tak hanya itu, pria yang lahir pada 7 Juli 1941 juga menyoroti peran suporter yang harus lebih dewasa lagi untuk mengikuti peraturan, dan berharap kedepannya bisa lebih baik dari sekarang.
Baca Juga: 5 Pemain Abroad Indonesia Sudah Gabung Timnas untuk Kualifikasi Piala Asia U-23
"Suporter seharusnya sudah berbeda antara dulu dan sekarang. Mereka harus bisa lebih bijaksana dan mengikuti aturan. Dulu, saya masih main, tidak ada hal-hal seperti ini (penyalaan flare), tapi ini muncul sekarang saat saya sudah tua. Mudah-mudahan ke depannya ini tidak ada lagi," pungkasnya.***