BAGIKAN BERITA - Kasus memalukan yang menimpa para pemain bulutangkis Indonesia akhirnya mendapat tanggapan dari Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
PBSI melalui Kepala Bidang Humas dan Media PP PBSI, Broto Happy, mengklarifikasi kepada wartawan bahwa kedelapan orang yang terlibat pengaturan skor atau match Fixing bukan bagian dari Pelatnas PBSI.
"Bisa dipastikan, delapan pemain yang dihukum BWF tersebut adalah bukan pemain penghuni Pelatnas PBSI di Cipayung, Jakarta Timur," kata mantan wartawan ini.
Baca Juga: Memalukan! 8 Pemain Bulutangkis Indonesia di Hukum 5-8 Tahun hingga Seumur Hidup tak Boleh Aktif
Lebih lanjut, Broto juga menyebut PBSI mengecam perbuatan para atlet yang terlibat.
"PBSI mengutuk perbuatan tercela tersebut yang telah mencederai nilai-nilai luhur olahraga yang seharusnya dijunjung tinggi oleh setiap atlet, seperti sportivitas, fair play, respek, jujur, dan adil," tutur pria berkumis ini.
Seperti diketahui Federasi Badminton Dunia memberikan hukuman kepada delapan skuad bulutangkis Indonesia yang telah mengatur hasil pertandingan bulutangkis di kompetisi internasional untuk taruhan (judi).
Baca Juga: Aston Villa Vs Liverpool: Sadio Mane Bawa The Red Bantai Villa 4-1 di Babak Ketiga Piala FA
Akibat ulahnya tersebut Federasi Badminton Dunia, BWF memberikan sanksi berupa larangan bermain seumur hidup kepada 3 orang pemain dan 5 orang lagi mendapat hukuman 6 sampai 12 tahun.