Bersuara dengan Beretika

- 14 Agustus 2020, 20:19 WIB
Rini Dianti Fauzi, S.IP, M.Ikom Dosen Manajemen – Universitas Pamulang
Rini Dianti Fauzi, S.IP, M.Ikom Dosen Manajemen – Universitas Pamulang /DOK.PRIBADI/

Bersuara dengan Beretika


Penulis: Rini Dianti Fauzi, S.IP, M.Ikom
Dosen Manajemen – Universitas Pamulang

BAGIKAN BERITA -Tidak ada yang tidak berubah dari pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir 6 bulan dari Maret sampai hari ini.

Pengumuman dan kebijakan pemerintah tanpa henti disebarkan untuk membantu kita “menurunkan kurva” yang hampir setiap hari kita saksikan di media cetak, media elektronik maupun media sosial.

Berbagai upaya juga sudah dilakukan , kebijakan pemerintah di masa pandemi, social distancing, pembatasan sosial berskala besar, menggunakan masker, mencuci tangan dll.

Baca Juga: Bendera Merah Putih Ukuran 45X8 Meter Terpajang di Jalan Sukabumi-Bogor

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia , dan menyangkut berbagai sektor kehidupan manusia, berbagai pertanyaan dan diskusi pun muncul terkait pandemi ini .

Tidak hanya mengenai medis dan kesehatan ataupun dampak ekonomi yang ditimbulkan, namun juga terkait dengan etika dan moral.

Berbagai opini dan polemikpun bermunculan, ada yang pro dan kontra dengan beberapa aturan- aturan dan protokol kesehatan yang diumumkan oleh Pemerintah dan Gugus Tugas.

Baca Juga: Barcelona VS Bayern Munchen, Pertarungan Dua Raja Gol Eropa Liga Champions

Beberapa waktu yang lalu seorang musisi dan public figure dengan ribuan follower yang dalam cuitannya di sosial media menyebutkan bahwa IDI adalah kacung WHO, akhirnya harus berurusan dengan pihak berwajib.

Dan di jaring sosial media pun beredar postingan dan video viral Walikota Padang yang di maki oleh ibu-ibu yang berjualan di trotoar pantai Padang. Di video yang berdurasi kurang lebih lima atau enam menit , selain memaki ibu-ibu tersebut juga bertanya , apakah pak Wako mau memberi makan jika lapak dagangannya ditutup oleh pemerintah.

Sebagai orang yang lahir dan dibesarkan di kota Padang tercinta, sayapun cukup miris menonton tayangan tersebut yang mengandung kata-kata yang tidak pantas diucapkan.

Baca Juga: Chord Lagu Tentang Kamu - Lyodra

Dari dua kejadian diatas, menjadi pertanyaan bagi kita bagaimana suara etika pada saat menghadapi kondisi krisis pandemi ini?

Perlu jadi catatan juga bagi kita bahwa dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan pun ada etikanya, terlepas apakah kita sependapat atau tidak dengan tulisan ataupun konten terkait dan apakah informasi yang disampaikan dirasa kurang tepat.

Maka saya teringat dengan kalimat disampaikan seorang owner house of jewels yang aktif di sosial media , bersuara dengan beretika.

Kembali saya membuka catatan dan teori mengenai etika komunikasi. Sebagai mahluk sosial maka etika adalah termasuk hal mendasar dalam kehidupan manusia dalam hidup bermasyarakat.

Baca Juga: Penyanyi Cantik Raisa Akan Bawakan Lagu Nasional Indonesia Pusaka Serentak di TV Nasional

Menurut DR. James J. Spillane
Etika adalah mempertimbangkan atau memperhatikan suatu tingkah laku manusia di dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan moral. Etika lebih mengarah kepada akal budi dengan objektivitas guna menentukan benar dan salahnya serta tingkah laku seseorang terhadap orang lain.

Komunikasi merupakan hal yang krusial dalam kehidupan manusia , oleh karena itu penting bagi kita untuk memahami etika komunikas. Etika komunikasi adalah penilaian tentang baik-buruk atau bagaimana manusia seharusnya bertindak dalam usahanya menyampaikan maksud dan tujuannya kepada orang lain.

Karena tanpa adanya etika komunikasi dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti, kesalahpahaman, perselisihan dan lain sebagainya.

Sehingga dengan memahami etika komunikasi akan  memperlancar komunikasi kita dengan orang lain, yaitu dengan memahami apa yang dikomunikasi orang lain, diterima dalam sosial masyarakat karena mengikuti etika yang berlaku, pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik, dihargai orang lain karena kita menghargai mereka juga dan tidak bertindak sembarangan dalam berkomunikasi.

Maka etika komunikasi mencakup segala nilai yang menjadi ukuran dan acuan manusia dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dengan orang lain.

Baca Juga: Kamu Calon Mahasiswa Baru? Cek Nama Kamu di Sini!

Hal yang wajar jika kita memiliki pemikiran yang berbeda, karena setiap orang punya sudut pandang masing-masing. Dan dari sudut manapun tidak ada yang salah dengan perbedaaan pendapat. Dengan perbedaan pendapat, banyak hal yang bisa kita pelajari, yaitu :

Belajar menghargai pendapat orang lain.
Memahami mengenai perbedaan
Mencoba melihat sesuatu dari luar sudut pandang kita.

Belajar menurunkan ego atau meredam emosi.
Belajar mengenai team work atau kerjasama
Berbeda pendapat adalah hal yang wajar.

Dan ini menunjukkan bahwa kita mempunyai pemikiran yang kritis dan tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain. Menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk berbahasa baik lisan maupun tulisan dengan baik dalam bersuara atau menyampaikan pendapat. Kembali belajar, bagaimana berkoordinasi, berkomunikasi, dan merespon cepat dalam skala massif, mari saling menjaga. Bertutur dengan kata yang baik, berpikirlah dengan niat yang baik dan melakukan perbuatan baik. Syukuri perbedaan , nikmati kebersamaan.***

Editor: Hendra Karunia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x