Unit Perpustakaan STP Bandung Gelar Bedah Buku Virtual, Menggali Kuliner Tradisional Galuh Klasik

- 21 Oktober 2020, 17:41 WIB
Bedah buku secara virtual hafi pertama yang digelar Unit Perpustakaan STP NHI Bandung, Selasa 20 Oktober 2020.
Bedah buku secara virtual hafi pertama yang digelar Unit Perpustakaan STP NHI Bandung, Selasa 20 Oktober 2020. /Ahmad Taofik /

Bedah buku ini sangat menarik karena kajian STP Bandung lebih banyak dan fokus ke industri pariwisata dan kuliner. "Semoga bedah buku ini memberi banyak manfaat bagi peserta," tutup Mirza. 

Sementara itu, Wakil Ketua I Bidang Akademik STPB Erfin Roesfian, S.Sos., M.Hum mengatakan, buku adalah jendela dunia. Menurutnya, ungkapan bijak tersebut benar adanya.

"Membaca buku apapun bentuknya. Dapat menambah wawasan dan mengubah pola pikir menjadi lebih open minded. Bedah buku Khazanah Kuliner Kabuyutan Galuh Klasik ini menjadi suatu usaha pelestarian kuliner di tatar Sunda," ucap Erfin dalam sambutannya. 

"Saya kenal beliau (Riadi Darwis) betul betul penulis produktif mulai dari dosen Bahasa Indonesia, namun beliau mengamati dan menulis tentang kuliner tidak berhenti," imbuh Erfin. 

Erfin menilai, buku setebal 600 halaman ini dikemas dalam sisi budaya dan keunikan lain dengan pengumpulan naskah kuno dan pengamatan langsung. Sehingga diharapkan dapat mendorong pengembangan ilmu pengetahuan kuliner dan Kebudayaan sunda.

Baca Juga: Luhut Binsar Pandjaitan Geram: Lagi keadaan Susah Gini Masih Demo-demo

"Bedah buku diharapkan jadi motivasi dan inspirasi bagi mahasiswa agar gemar menulis yang dapat memacu produktivitas di bidang kuliner," tutup Erfin. 

Buku berjudul Khazanah Kuliner Kabuyutan Galuh Klasik ini menyatukan perpaduan antara budaya dan kuliner dari Kerajaan Galuh Klasik, Ciamis, yang jarang diketahui oleh masyarakat.

Buku ini memuat sejarah dan budaya Sunda khususnya Ciamis yang dikutip dari naskah-naskah kuno, disamping itu buku ini memperkenalkan makanan tradisional khas Ciamis yang dikemas dalam bentuk resep masakan serta cara pembuatannya.

Sementara Buku "Wisata Gua” dan “Perencaan Pariwisata” memiliki tebal masing-masing 300 halaman. Buku ini membahas secara mendalam mengenai keunikan gua yang bisa dijadikan destinasi wisata dengan detil konsep kepariwisataan.

Halaman:

Editor: Ahmad Taofik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x