Mengejutkan, Dokumen Awal Virus Corona di RS Wuhan China Bocor Sebelum Terjadinya Wabah

12 Januari 2021, 19:14 WIB
Ilustrasi dokumen rahasia virus Corona di RS Wuhan China telah bocor tiga bulan sebelum wabah terjadi*/ /Pixabay.com/

BAGIKAN BERITA - Bocornya dokumen rahasia milik RS Wuhan menyebutkan bahwa virus Corona telah muncul 3 bulan sebelum pemerintah China akhirnya tahu akan pandemi yang kemudian menjadi wabah secara global.

Virus Corona yang berawal dari kota Wuhan China diketahui pada akhir tahun 2019 dan merebak ke berbagai negara dunia hingga saat ini.

Berbagai spekulasi tentang virus Corona sempat merebak, termasuk bocornya dokumen rahasia milik RS Wuhan.

Baca Juga: Mengerikan, Bertambah 10.046 Positif Corona, Berikut Update Covid-19 di Indonesia, 9 Januari 2021

Catatan medis di Kota Wuhan mengungkapkan ada pasien yang memiliki bentuk pneumonia baru dan misterius yang sedang dirawat di delapan rumah sakit antara akhir September dan awal Desember 2019 lalu.

Dalam dokumen yang bocor tersebut dikatakan bahwa 40 pasien dirawat dengan penyakit yang sebelumnya tak terlihat ini, memiliki gejala yang mirip dengan Covid-19.

Berdasarkan jumlah tersebut setidaknya ada 8 orang yang dinyatakan meninggal dunia dalam dokumen tersebut.

Baca Juga: Bukannya Sehat, Ratusan Warga Israel Malah Positif Corona setelah Disuntik Vaksin Pfizer

Jika hal tersebut seperti yang diyakini oleh para ahli, ini adalah kasus awal virus corona maka itu akan bertentangan dengan akun resmi pemerintah China tentang kapan penyakit itu dimulai. Artikel ini telah tayang sebelumnya di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Dokumen RS Wuhan Bocor, Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Virus Corona di China

Beijing menyatakan bahwa 'sekelompok kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya' pertama kali muncul pada 31 Desember 2019 di Wuhan.

Pemerintah China secara resmi menyatakan penyakit itu sebagai wabah virus corona baru kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 9 Januari 2020 lalu.

Baca Juga: Beberapa Hari Setelah Disuntik Vaksin Covid-19, Ratusan Warga Israel Malah Terjangkit Virus Corona

Namun, dalam dokumen RS yang bocor tersebut menunjukkan jika wabah itu dimulai paling cepat pada 25 September 2019 lalu.

Dengan bocornya dokumen tersebut, para kritikus menyoroti sikap pemerintah China.

Mereka menilai seandainya pihak berwenang China menanggapi dengan cepat, pandemi global yang telah menewaskan 1,9 juta orang sejauh ini mungkin bisa dicegah.

Baca Juga: Singapura, Negara Pertama di Asia yang Memulai Vaksinasi Corona

Dokumen tersebut diperoleh oleh media Epoch Times, mereka menunjukkan bahwa pasien pertama yang dirawat karena pneumonia baru yang tidak dapat dijelaskan di RS Puren Riverside Wuhan adalah seseorang yang bernama Xiao Xgui, satu dari sepuluh orang yang dirawat di sana hingga awal Desember 2019.

Rumah sakit umum lainnya, Wuhan Yaxin, merawat sepuluh pasien dengan pneumonia serupa, yang kebanyakan terjadi pada Oktober 2019 lalu.

Kemudian di RS keenam di Wuhan, salah satu fasilitas medis utama mencatat 5 kematian akibat penyakit pneumonia baru, dengan 3 orang meninggal pada November dan awal Desember 2019 lalu.

Baca Juga: Sudah Bersih dari Virus Covid-19, Wuhan Gelar Konser Besar-besaran

Satu pasien, Xu Xgan, jatuh sakit pada 1 Oktober dan meninggal pada 3 November 2019 lalu, berdasarkan dokumen yang bocor tersebut.

Ia pertama kali dirawat di Rumah Sakit Pusat Wuhan di mana dia diberi perawatan anti-infeksi, sebelum di rujuk ke RS lainnya.

Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Cina Wuhan, di Distrik Hankou, juga melaporkan tiga kematian pasien akibat pneumonia serupa yang tidak dapat dijelaskan pada Oktober dan November 2019. Rumah Sakit Kedelapan kota itu juga mencatat kasus pada periode yang sama.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Tahap 3 Telah Mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Disambut Langsung Menteri Agama

Dikabarkan Daily Mail, pihak Epoch Time yang merupakan surat kabar kontroversial yang sangat kritis terhadap rezim Tiongkok, tidak memberikan komentar apapun terkait pembocoran dokumen tersebut.

Namun, para ahli yang telah mempelajari file tersebut mengatakan jika dokumen itu tampak asli.

Gilles Demaneuf, seorang ilmuwan data Prancis yang bekerja dengan kelompok yang menyelidiki asal-usul Covid-19, mengatakan bahwa 'temuan Epoch Times dapat dipercaya'.

Baca Juga: Terpapar COVID-19 dan Butuh Donor Plasma Untuk Ayahnya, Andien Membuka Nomor Kontak

"Kasus yang dicurigai (Covid-19) tidak berarti kasus yang dikonfirmasi, dan tidak boleh ditafsirkan seperti itu", ujarnya menambahkan.

Media South China Morning sebelumnya juga menerbitkan penyelidikan serupa pada tahun 2020, mereka menuliskan telah memperoleh catatan medis yang menunjukkan pasien jatuh sakit karena virus pada November 2019 lalu.

Dikatakan sembilan kasus yakni empat pria dan lima wanita berusia antara 39 dan 79, jatuh sakit dengan penyakit yang mirip dengan Covid-19 di dan sekitar Wuhan.***(Rahmi Nurfajriani/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Yusuf Ariyanto

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler