Presiden Amerika Joe Biden Menangis, Bersumpah Tak Akan Maafkan Taliban atas Kematian Belasan Tentaranya

27 Agustus 2021, 18:39 WIB
Presiden AS Joe Biden mendengarkan pertanyaan dari awak media saat menyampaikan pidato tentang Afghanistan, dari Ruang Timur Gedung Putih di Washington, DC pada 26 Agustus 2021. (REUTERS) /

 

BAGIKAN BERITA – Belasan tentara Amerika Serikat menjadi korban dalam insiden ledakan di Bandara Kabul, Afghanistan pada Kamis, 27 Agustus 2021 waktu setempat.

Insiden tersebut terjadi saat tentara Amerika Serikat akan dievakuasi keluar dari Afghanistan.

Namun, terjadi ledakan bom di bandara tersebut yang mengakibatkan 13 tentara AS meninggal. Selain itu sebanyak 72 warga Afghanistan turut menjadi korban tewas dalam ledakan tersebut.

Baca Juga: Seperti Muhammad Kece, Yahya Waloni Juga Dijerat dengan Pasal Berlapis Ini, Sudah Ditetapkan Tersangka

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pun mengutuk keras kejadian tersebut. Dia menangis dan berjanji tak akan memaafkan pelaku bom bunuh diri yang diduga pejuang Taliban.

Dia bersumpah akan mencari mereka untuk dihukum sepantasnya. Meski telah mendapat serangan langsung, Joe Biden menyatakan tidak akan berhenti melakukan evakuasi warga AS dan warga Afghanistan dari Kabul.

Dikutip Bagikanberita.com dari CBS News via PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, insiden ledakan itu pun menjadi babak baru yang mematikan dalam evakuasi besar-besaran oleh AS di Afghanistan menjelang batas waktu 31 Agustus 2021.

Baca Juga: Kontroversi Lucas WayV Terduga Skandal Gaslight, SM Entertainment Tunda Perilisan Lagu Jalapeno

Menurut pihak dari Pentagon, Departemen Pertahanan Amerika Serikat, pelaku bom bunuh diri melancarkan aksinya di tengah-tengah kerumunan.

Pelaku berada di antara orang-orang yang tengah menunggu antrean di Bandara Internasional Bandara Internasional Hamid Kazai.

Di lokasi itu, ribuan orang berkumpul setiap harinya agar bisa melarikan diri dari negara mereka semenjak Kabul jatuh ke tangan Taliban.

Kemudian, bom kedua meledak di sebuah hotel yang berada dekat dari bandara.

Baca Juga: Maaf, Usia di Bawah Segini Belum Bisa Daftar Kartu Prakerja Gelombang 19, Ini Syarat dan Cara Ikut Seleksi

Secara keseluruhan, jumlah korban tewas pada Kamis malam, 26 Agustus 2021, mencapai 90 orang dengan 150 korban luka dan diperkirakan akan bertambah.

Presiden AS Joe Biden mengungkapkan dalam pidatonya di Gedung Putih bahwa pengeboman itu adalah ulah anggota ISIS di Afghanistan yang dikenal sebagai ISIS Khorasan atau ISIS-K.

Serangan tersebut menjadi salah satu hari yang paling banyak menelan korban tentara AS di Afghanistan dalam 20 tahun.

Baca Juga: Wawancara Billboard Bersama BTS Tuai Kontroversi, ARMY Minta Billboard Beri Klarifikasi

Joe Biden berduka dan menangis atas tewasnya para tentara AS dan bersumpah akan membalas mereka yang menjadi pelaku insiden tersebut.

Presiden AS itu juga tidak akan berhenti menarik warganya dan warga Afghanistan dari Kabul.

Menurut pihak dari Gedung Putih, AS telah membantu lebih dari 100.000 orang meninggalkan Afghanistan sejak 14 Agustus 2021.

"Kepada mereka yang melakukan serangan ini, serta siapa pun yang ingin membahayakan Amerika, ketahuilah ini: kami tidak akan memaafkan," katanya.

"Kami tidak akan melupakan. Kami akan mencari kalian dan membuat kalian menebusnya," sambung Joe Biden.

Baca Juga: Bisa Dapat Modal Rp15 Juta dari PNM Mekaar Plus, Khusus Perempuan Siapkan KTP dan KK, Simak Penjelasannya

Joe Biden menegaskan bahwa misinya untuk melakukan evakuasi tidak akan berhenti begitu saja dan bahwa AS tidak akan terintimidasi.

Sementara itu, juru bicara Taliban mengutuk "insiden mengerikan" itu dan akan melakukan apapun untuk menyeret para pelakunya ke pengadilan.*** (Zakia Nuraini/Pikiran Rakyat Tasikmalaya)

Disclaimer: Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran Rakyat Tasikmalaya berjudul “Joe Biden Tangisi Belasan Tentara AS yang Tewas dalam Ledakan di Kabul: Kami Tidak akan Memaafkan

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: Pikiran Rakyat Tasikmalaya

Tags

Terkini

Terpopuler