Korea Utara Kembangkan Vaksin Covid-19, Amerika Khawatir Bikin Senjata Biologis

31 Juli 2020, 21:30 WIB
Ilustrasi Pemerintah Korea Utara.*/PIXABAY.COM /

BAGIKAN BERITA- Pemerintah Korea Utara mengumumkan sedang mengembangkan vaksin Covid-19 walaupun negara tersebut menyatakan tidak memiliki satu pun kasus virus corona.

Menurut Komisi Sains dan Teknologi Korea Utara uji klinis untuk kandidat vaksin di negara tersebut tengah berlangsung.

Pengembangan vaksin kini tengah dilanjutkan dengan fase ketiga yang melibatkan pengujian pada manusia.

Baca Juga: Kekeyi Dilarikan ke Rumah Sakit Setelah Kakinya Terinjak Sapi Kurban, Langsung Dikomen Netizen

Banyak negara berinvestasi besar-besaran untuk pengembangan vaksin ini.

Pengembangan vaksin pun membutuhkan anggaran yang besar.

Pengembangan vaksin ini pun memunculkan banyak pertanyaan. 

Baca Juga: Wakil Walikota Bandung Apresiasi Panitia Idul Adha dan Penyembelihan Hewan Kurban

Seperti  kemungkinan ini dari rasa takut terhadap virus serta upaya untuk meyakinkan bahwa Kim Jong Un kembali bangkit menghadapi tantangan untuk melindungi rakyat.

Diberitakan Pikiran Rakyat yang dikutip dari Politico, para ahli khawatir bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang misterius memiliki tujuan yang jahat di dalam pikirannya.

Para ahli beranggap Kim menggunakan krisis kemanusiaan untuk meningkatkan persenjataan senjata biologisnya.

Baca Juga: Jelang WorldSSP 2020 Jerez, Spanyol : Galang Hendra Optimis Maksimal Di Putaran Ke-2

"Korea Utara dapat menggunakan aspirasi vaksin yang sah ini sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan bioteknologi mereka," ujar Asisten Sekretaris Pertahanan untuk program pertahanan nuklir, kimia dan biologi selama pemerintahan Obama, Andrew Weber.

Artikel Ini Sebelumnya Telah Tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Korea Utara Buat Vaksin Covid-19, Ahli Khawatir Kim Jong-un Rencanakan Hal Jahat

Pandemi Covid-19 ini memiliki peluang untuk bagi rezim yang impornya terhambat oleh sanksi internasional.

Terdapat 16 negara yang diduga membuat vaksin Covid-19, termasuk Rusia, Tiongkok dan Iran, Weber selalu khawatir akan Korea Utara.

Baca Juga: Menristek Tinjau Kesiapan Fasilitas Produksi Vaksin Covid-19 di Bio Farma

Korea Utara memiliki sejarah mengabaikan perjanjian senjata internasional dan mengaburkan batas antara penelitian militer dan sipil.

"Saya pikir mereka lebih cenderung menggunakan senjata biologis terhadap kita daripada senjata nuklir," ujar Weber.

Menurut Weber, Korea Utara dapat dengan mudahnya meluncurkan serangan bio di Kota New York jika mereka mau.

Baca Juga: Buronan Kasus Bank Bali Djoko Tjandra Akhirnya Ditangkap di Malaysia

"Anda hanya perlu jumlah kecil untuk membunuh puluhan ribu orang," tambahnya.

Peneliti Pertahanan di RAND Corporation, Bruce Bennet beranggap, apa pun yang berhubungan dengan Covid-19 akan dipandang sebagai hal kemanusiaan dan kemanusiaan tidak dilarang oleh sanksi.

"Anda harus mendapatkan persetujuan dari barang per barang, tetapi ada banyak pengiriman kemanusiaan yang terjadi ke Korea Utara, banyak hal bisa mengalir di situ," ujarnya.

Baca Juga: realme Resmi Luncurkan realme C15 Membawa Kombinasi Pertama Baterai Besar 6000mAh dengan Harga Mula

Menurut pembelot Korea Utara dan analis intelijen Amerika Serikat, Korea Utara telah melakukan operasi senjata bio sejak tahun 1960.

Pada tahun 1993, intelijen Rusia melaporkan bahwa Korea Utara melakukan penelitian militer dengan antraks, kolera, wabah pes, dan cacar.

Baca Juga: Jarang Diketahui, Ternyata Profesi Radiografer Cukup Menantang dan PentingPada tahun 2002, mantan penasihat keamanan nasional Trump, John Bolton mengatakan pemerintah Amerika Serikat percaya bahwa Korea Utara memiliki salah satu program bioweapon ofensif paling kuat di Bumi.*** ( Tita Salsabila / Pikiran Rakyat.com).

Editor: Hendra Karunia

Tags

Terkini

Terpopuler