Sadis, Mayat-Mayat di Biarkan Bergelimpangan di Jalanan, Pembelot Korut Ini Mengungkapkannya

7 September 2020, 14:11 WIB
Yeonmi Park (26) seorang aktivis hak asasi manusia dari Korea Utara*/instagram/yeonmi_park /

BAGIKAN BERITA - Seorang pembelot di Korea Utara (Korut) terpaksa harus melarikan diri ke Amerika Serikat pada tahun 2007.

Adalah Yeonmi Park (26) seorang wanita warga Korea Utara yang berhasil kabur dan menyelamatkan diri dari negaranya.

Teramat sadis hidup dalam penderitaan dan terkekang dibawah kepimpinan Kim Jong-un, membuat wanita ini akhirnya menetap dinegeri orang.

Baca Juga: 3 Hari Lagi Launching Hp Realme 7 dan Realme 7 Pro, Ini Dia Spesifikasinya

Usai bebas dari Korut, ia kerap melihat bagaimana warga di negara tersebut sangat menderita dan kurang mendapatkan perhatian.

Dikutip Bagikanberita.com dari HZ Herald, Park juga menceritakan penduduk di Korut yang sering mati kelaparan sejak Kim Jong-un memimpin.

Menurutnya, tidak ada seorang pun yang memiliki teman. Pasalnya mengekspresikan suatu emosi kepada orang lain sangat dilarang.

Baca Juga: Sinopsis Bawang Putih Berkulit Merah Hari Ini Senin 7 September di ANTV Memasuki Episode 144

Gadis berusia 26 tahun itu kemudian melanjutkan bahwa warga Korut memanggil orang-orang disekitarnya dengan nama 'Comrade'.

Park menuturkan, satu-satunya rasa kasih sayang yang ditunjukkan warga Korut hanyalah kepada Kim Jong-un.

Meski begitu, kedua orang tua Park mengaku tidak memiliki rasa cinta sedikit pun terhadap pemimpinnya.

Baca Juga: Catat ! Kemenkop UKM Kasih Bantuan 2,4 Juta, Isi E-Form nya : Siapbersamakumkm.kemenkopukm.go.id

Park yang kini telah menjadi seorang aktivis hak asasi manusia (HAM), menggambarkan rezim Korut sebagai 'Holocaust' zaman modern'.

Dirinya menegaskan, tidak ada toleransi untuk orang-orang yang memiliki pendapat berbeda dengan pemerintah.

Park juga menjelaskan, Pemerintah Korut sangat menutup negaranya dari jangkauan negara-negara luar.

Baca Juga: Zodiak Kamu Hari Ini Senin 7 September 2020, Scorpio Bahagia Sama si Dia, Gemini Masih Ragu-Ragu

"Korea Utara telah dibersihkan sepenuhnya dari seluruh dunia, itu benar-benar kerajaan hermit. Ketika saya tumbuh besar di sana, saya tidak tahu bahwa saya terisolasi, saya tidak tahu bahwa saya sedang berdoa kepada seorang diktator," ujar Park.

Diakui Park ia dan saudara perempuannya diajari sebuah keyakinan pada saat masa-masa sekolah.

Dirinya diberitahu bahwa mendiang pemimpin tertinggi Kim Il-sung dan putranya, Kim Jong-il serta Kim Jong-un seperti dewa yang dapat menerawang pikiran orang lain.

Baca Juga: Baekhyun EXO Sebenarnya Punya Pekerjaan Sampingan Rahasia Bersama Chanyeol Selain Penyanyi

Menurut Park, propaganda dan dongeng-dongeng yang dibuat Pemerintah Korut membuat warganya terlalu takut untuk berpikir negatif.

Dikatakan Park, masa-masa sekolah di Korut sangatlah brutal, di mana para pelajar dipaksa untuk melakukan 'sesi kritik'.

Hal tersebut dilakukan untuk menyerang dan menemukan kesalahan teman-teman sekelasnya.

Baca Juga: Hai iKONIC, Yuk Lihat Aktivitas B.I Setelah Keluar dari iKON

Park mengklaim bahwa metode belajar tersebut diciptakan hanya untuk menimbulkan perpecahan.

Artikel ini telah tayang sebelumnya di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Pembelot Korut Ungkap Penderitaan di Negaranya, Mengaku Biasa Lihat Mayat di Jalanan

Seperti yang sudah diketahui, sekitar 40 persen populasi Korut menderita kelaparan dan dilanda kekurangan pangan.

Baca Juga: Niat Puasa Senin Kamis , Keutamaan Hingga Manfaat Untuk Kesehatan

Park menambahkan, fakta-fakta tersebut acap kali disembunyikan oleh rezim pemerintah Korut.

"Kamu akan melihat begitu banyak orang sekarat. Itu adalah sesuatu yang biasa bagi kami untuk melihat mayat di jalan. Itu adalah hal yang sudah biasa bagi saya. Saya tidak pernah berpikir itu adalah sesuatu yang tidak biasa," jelas Park.***(Sarah Nurul Fatia/Pikiran-Rakyat.com)

 

 

Editor: Yusuf Ariyanto

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler