BAGIKAN BERITA - Pasukan tentara dan polisi Myanmar membubarkan massa yang melakukan demonstrasi.
Usai digulingkan, anggota parlemen Myanmar protes ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dan beri jalan untuk tuntaskan kejahatan HAM di negara ini sejak 1 Februari 2021.
Semua militer dan polisi Myanmar telah gunakan taktik kekerasan yang sangat meningkat upaya menghentikan demonstrasi para pendukung pemimpin yang terpilih dan sedang ditahan Aung San Suu Kyi, namun upaya yang mereka lakukan hari Jumat ini tak berbuah hasil, kerumunan pun tak dapat dihindari.
Peristiwa kerusuhan di Myanmar yang berminggu-minggu mengakibatkan 244 orang meninggal dunia. Catatan kematian lain pun berada di kota Monywa dan Bago Kamis, 18 Maret 2021.
Perwakilan Myanmar untuk PBB, memutuskan hubungan dengan junta, dikatakan bahwa anggota parlemen yang digulingkan sedang mencari cara dan minta pertanggung jawaban atas kudeta.
“ICC adalah salah satunya,” tutur Kyaw Moe Tun dalam sebuah acara di New York.
“Kami bukan negara pihak di ICC, tetapi kami perlu mengeksplorasi cara dan sarana untuk membawa kasus ini ke ICC,” imbuhnya.