Fakta Baru, Ternyata Bukan Presiden Jabatan Tertinggi di Afghanistan setelah Taliban Berkuasa tapi Pejabat Ini

- 2 September 2021, 17:00 WIB
Pasukan Taliban berkumpul untuk merayakan penarikan pasukan AS sambil mengenakan perangkat persenjataan militer Amerika Serikat.
Pasukan Taliban berkumpul untuk merayakan penarikan pasukan AS sambil mengenakan perangkat persenjataan militer Amerika Serikat. /The Sun/EPA

"Kami tidak akan menuruti perkataan mereka (Taliban), kami akan menerima mereka atas perbuatan mereka," kata Wakil Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland dalam jumpa pers pada Rabu, 1 September 2021, dikutip dari Reuters.

Victoria Nuland juga mengatakan Taliban memiliki banyak keuntungan dalam menjalankan Afghanistan.

Sementara, Gunnar Wiegand, direktur pelaksana Komisi Eropa untuk Asia dan Pasifik, mengatakan Uni Eropa tidak akan secara resmi mengakui Taliban sampai memenuhi persyaratan termasuk pembentukan pemerintah yang inklusif, penghormatan terhadap hak asasi manusia dan akses tak terbatas bagi pekerja bantuan.

Baca Juga: Mantan Suami Dewi Perssik, Saipul Jamil Bebas dari Penjara, Langsung Tancap Gas Rilis Album, Ini Bocorannya

“Tidak ada keraguan di antara negara-negara anggota (UE) dan dalam konteks G7: kita perlu terlibat dengan Taliban, kita perlu berkomunikasi dengan Taliban, kita perlu mempengaruhi Taliban, kita perlu memanfaatkan pengaruh yang kita miliki. miliki," katanya kepada anggota Parlemen Eropa di Brussels.

Gunnar mengatakan Uni Eropa tidak akan terburu-buru mengakui Taliban atau membangun hubungan resmi.*** (Julkifli Sinuhaji/Pikiran Rakyat)

Disclaimer: Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran Rakyat berjudul “Taliban Siap Ungkap Pemerintah Baru Afghanistan, Upacara di Istana Presiden

Halaman:

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x