"Biasanya kerumunan orang dalam jumlah besar terlihat ketika Natal dan pesta kembang api... tapi yang ini beberapa puluh kali lipat banyaknya," kata seorang warga bernama Park Jung-hoon (21 tahun), kepada Reuters di lokasi kejadian.
Korsel pada April mencabut jam malam pada bar-bar dan restoran maupun batasan kehadiran lebih dari 10 orang untuk acara kumpul-kumpul pribadi.
Kewajiban mengenakan masker di luar ruangan juga dicabut pada Mei.
Presiden Korsel Yoon Suk-yeol memimpin pertemuan darurat dengan para pembantu seniornya.
"Wilayah itu masih kacau, jadi kami masih berusaha memastikan jumlah orang yang cedera," kata Moon Hyun-joo, pejabat pada Badan Nasional Pemadam Kebakaran.
Pihak berwenang mengatakan mereka sedang menyelidiki penyebab tragedi itu.***