Otoritas menepis tuduhan tersebut, namun mengakui bahwa tes COVID-19 memang terbatas.
PBB menyampaikan keprihatinan mengenai penyebaran virus corona di negara itu, yang infrastrukturnya dalam bidang kesehatan telah hancur akibat perang dan mengalami keterbatasan pasokan medis.
Pekerja bantuan dan medis independen mengungkapkan bahwa sejumlah dokter dan tenaga kesehatan meninggal dalam beberapa pekan terakhir.
Saksi dan petugas taman pemakaman umum menyebutkan bahwa proses pemakaman melonjak tiga kali lipat sejak Juli di sebuah TPU di selatan ibu kota, tempat yang dianggap petugas medis dan LSM sebagai pusat penyebaran kasus COVID-19.***