Mengejutkan, Inilah Keinginan Sebenarnya Gatot Nurmantyo Selepas Pensiun dari TNI

18 Oktober 2020, 05:29 WIB
Gatot Nurmantyo dan Karni Ilyas. //Tangkapan Layar Youtube//Karni Ilyas Club

BAGIKAN BERITA - Setelah mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gatot Nurmantyo kini menjadi tokoh paling menyita perhatian publik. 

Terlebih, saat ini para petinggi KAMI ditangkap polisi lantaran terjerat kasus ujaran kebencian. 

Banyak yang bertanya-tanya, sebenarnya, apa tujuan utama Gatot Nurmantyo mendirikan organisasi KAMI. 

Baca Juga: Ramalan Zodiak Keuangan Hari Ini, Aries: Pintu Rejeki Akan Terbuka, Pisces: Jika Fokus Akan Sukses

Pertanyaan publik pun terjawab melalui wawancara jurnalis senior Karni Ilyas dengan mantan Panglima TNI tersebut melalui akun Youtube Karni Ilyas Klub yang diunggah Jumat 16 Oktober 2020. 

Dalam tayangan itu, awalnya Gatot mengaku bahwa sebenarnya ia ingin menjadi ayah dan suami yang baik bagi keluarganya selepas pensiun dari TNI.

Sebab saat meraih sejumlah jabatan dalam dunia militer sebelumnya, Gatot menyatakan bahwa ia jarang berada di tengah-tengah keluarga.

"Singkatnya saya sangat berutang dan dapat dikatakan sebagai orang tua dan suami yang tidak banyak mempunyai perhatian terhadap anak dan istri saya karena saya sejak Letnan saya tugas operasi yang bergilir. Bukan bergilir jadi saya pulang, berangkat lagi," ujarnya.

Baca Juga: Ngabalin sebut Paham ISIS dan Radikal Gentayangan Menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja

Bahkan pada hari pernikahannya, Gatot hanya beberapa jam bersama istrinya sebelum kembali berangkat untuk melaksanakan tugas.

"Sampai saya orang lain bulan madu saya hanya menikah, malam selesai jam empat pagi sudah berangkat lagi. Saya punya anak satu pun anak saya berumur enam bulan saya baru tahu, hanya ketemu satu hari saya pergi lagi," tambahnya.

Kondisi itu membuat Gatot berjanji kepada diri sendiri bahwa ia akan membalas perhatian yang sempat tertunda kepada keluarga usai pensiun dari dunia militer.

"Makanya saya diam, tapi dalam perenungan saya, saya melihat bahwa Allah SWT memberikan begitu banyak kepada saya. Baik pangkat, jabatan dan lain sebagainya. Akhirnya saya merenung untuk apa ini," ujarnya.

Dalam perenungan, terdapat hal-hal yang menggelitik Gatot mengenai kondisi bangsa Indonesia saat itu.

"Pada saat itu RUU HIP dan kondisi bangsa yang sedang dialami oleh dua yang sangat sensitif dan penuh perhatian yaitu Covid-19 sama ekonomi. Di situlah saya teringat bahwa saya pernah bersumpah dan teman-teman saya juga pernah semuanya, kemudian prajurit TNI dan Bhayangkara Polri yang dia dilantik sebagai kepolisian sebelum tahun 2002," tambahnya.

Sumpah yang ia maksud yakni setia kepada Negara Republik Indonesia beserta Pancasila yang berdasar pada UUD 1945.

Baca Juga: Hasil Man City VS Arsenal, The Gunners Harus Takluk di Etihad

"Dan itu sumpahnya kepada pribadi bukan Letnan Gatot, itu pribadi itulah yang menyebabkan saya ternyata masih punya utang ke negara, pada sumpahnya juga terhadap Allah SWT," ujar Gatot.

Kemudian, ia mengajak beberapa orang untuk melakukan diskusi selama tiga bulan lamanya. Salah satunya yaitu Din Syamsuddin.

"Akhirnya kita harus menyuarakan ini, ada organisasi yang menyuarakan ini agar suara ini didengar. Itulah latar belakang lahirnya KAMI," tuturnya.

Artikel Ini Sebelumnya Telah Tayang di Pikiran-rakyat.com berjudul Awalnya Tak Bermaksud Deklarasikan KAMI, Gatot Nurmantyo: Saya Masih Punya Utang ke Negara

Baru-baru ini KAMI pun telah memberikan 8 tuntutan kepada Pemerintah Indonesia. Seperti penanganan virus corona (Covid-19) yang dinilai oleh pihaknya kurang maksimal.

Faktor pendorong lahirnya tuntutan tersebut, menurut Gatot didasari oleh suara hati nurani rakyat yang menjadi fokus utama dalam pergerakan KAMI.

"KAMI itu lahir setelah tiga bulan kita diskusi dengan kelompok-kelompok kemudian yang intinya bahwa tuntutan yang ingin kami sampaikan itu adalah suara hati nurani rakyat, apa yang bener-bener dirasakan oleh rakyat," ujarnya.

Baca Juga: Doa Pagi Hari, Bacaan Arab dan Latin dan Terjemah Sesuai Sunnah Nabi SAW

Tak main-main, Gatot pun kerap mendiskusikan suatu permasalahan sebelum 'melemparkannya' kepada Pemerintah Indonesia.

"Jadi semua tuntutan-tuntutan yang ada itu adalah kami belajar masalah, kemudian kita diskusikan dengan data-data yang ada dan memang seperti adanya ini. Menyuarakan suara hati nurani rakyat," pungkasnya.***

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler