Akhirnya KPU Jujur soal Dugaan Pengelembungan Suara PSI, Ada Ketidakakuratan Data dalam Rekapitulasi Suara

- 6 Maret 2024, 15:42 WIB
Logo KPU, ada dugaan penggembungan suara PSI
Logo KPU, ada dugaan penggembungan suara PSI /pandapotans/instagram @komisipemilihanumum.id

BAGIKAN BERITA -- Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Idham Holik, mengakui adanya ketidakakuratan data yang menyebabkan perbedaan jumlah suara antara Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) dan Formulir Model C1-Plano pada Pemilu 2024. 

Hal ini tidak hanya terjadi pada satu partai saja, seperti yang disampaikan Idham sebagai respons atas pertanyaan mengenai dugaan penggelembungan suara oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI). 

"Pada umumnya selama ini ketidakakuratan itu terjadi tidak hanya pada satu partai," ujar Idham di Jakarta, Rabu.

Idham menegaskan bahwa ketidakakuratan tersebut juga mempengaruhi partai lain, namun Sirekap bukanlah penentu hasil resmi perolehan suara. 

Baca Juga: Daftar Kode Promo Gojek dan Grab, Rabu 6 Maret 2024, Diskon 35 Persen dari GoFood

"Perhatikan di Sirekap sekarang, kalau saya jelaskan begini, begini, kan sebaiknya diverifikasi mandiri saja. Partai lain kena, tidak?" tanya dia seperti dikutip dari Antara News, Rabu 6 Maret 2024.

Dia menegaskan Sirekap bukan penentu hasil resmi perolehan suara. Hasil resmi itu diperoleh dari rekapitulasi berjenjang mulai dari PPK, KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi, dan KPU RI.

"Hal tersebut bisa dilihat bagaimana KPU melakukan rekapitulasi perolehan suara luar negeri kemarin yang berlangsung hari Rabu 28 Februari sampai Senin 4 Maret. Kan, dilakukan secara manual," ucapnya.

Meski begitu, Idham mengaku tak bisa membeberkan nama-nama partai itu sebab berkaitan dengan persoalan etika.

Hasil suara PSI dalam Pemilu 2024 mendadak melonjak drastis saat proses rekapitulasi.

Baca Juga: Rincian Kode Promo Gojek dan Grab, Rabu 6 Maret 2024, Bayar Tagihan Sekarang Lebih Murah

Sebelumnya, Sabtu 2 Maret 2024, Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menilai wajar adanya penambahan suara saat KPU melakukan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024.

Oleh karena itu, dia mengingatkan kepada semua pihak agar tidak tendensius dalam menyikapi penambahan suara untuk PSI.

"Penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut," kata Grace Natalie dalam siaran resmi PSI di Jakarta, Sabtu.

Grace menyebutkan berbagai kemungkinan masih dapat terjadi selama KPU masih merekapitulasi suara pemilih dalam Pemilu 2024.

Baca Juga: Jadwal ANTV, Rabu 6 Maret 2024: Ratu Buaya Putih, Cinta untuk Guddan, Takdir Lonceng Cinta

Rekapitulasi suara sementara KPU menunjukkan PSI, partai yang saat ini dipimpin oleh putra bungsu Presiden Joko Widodo Kaesang Pangarep, memperoleh 3,13 persen suara dari pemilihan anggota DPR RI per Sabtu 2 Maret 2024 pukul 12.00 WIB. Dalam periode waktu itu, suara yang terhitung mencapai 65,73 persen.

Dengan demikian, PSI hanya membutuhkan kurang dari 1 persen suara, tepatnya 0,87 persen suara, untuk dapat mencapai ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4 persen. Jika berhasil mencapai ambang batas, kali pertama PSI dapat menduduki kursi DPR RI di Senayan.

Terkait dengan itu, Grace optimistis partai-nya dapat mencapai ambang batas parlemen.

"Apalagi, hingga saat ini masih lebih dari 70 juta suara belum dihitung dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi, tempat PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat," kata mantan Ketua Umum PSI itu.***

Editor: Ahmad Taofik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah