BAGIKAN BERITA - Pembantu rumah tangga merupakan salah satu faktor pendukung seorang ibu dalam mengerjakan pekerjaan di rumah. Oleh sebab itu dalam Islam kita harus memperlakukan pembantu rumah tangga layaknya keluarga sendiri.
Pola hubungan majikan dalam memperlakukan pembantu rumah tangga telah diatur sedemikian rupa dalam Islam. Hal itu salah satu tujuannya ialah untuk menghindari terjadinya pelanggaran hak dan tidak terlaksananya kewajiban.
Sikap yang diteladankan Rasulullah SAW saat memperlakukan pembantu rumah tangga pada dasarnya menjadi gambaran umum tentang pola ideal antara majikan dan pembantu.
Rasulullah SAW bersabda, “Perhatikan kaum yang lemah, sebab kamu diberi rizki dan diringankan beban oleh mereka ..” (H.R. Bukhari).
Saat mereka berada di sisi kita, sering kita melupakan, bahkan kurang menghargai keberadaan mereka.
Ini terbukti dari kecenderungan sebagian orang yang berbuat sewenang-wenang terhadap pembantunya.
Kita wajib memperlakukan pembantu secara baik, penuh kesetaraan. Kemuliaan seseorang bukan pada predikat kaya atau tidak, tapi pada ketakwaannya,
Sangat besar dosa orang-orang yang menganiaya pembantunya. Jangankan menganiaya mereka yang notabene manusia, bahkan Islam mengharamkan menganiaya binatang, sebagaimana dijelaskan dalam riwayat berikut.
Ibnu Umar RA. berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Ada seorang wanita diazab dikarenakan mengurung seekor kucing yang tidak diberi makan dan minum hingga kucing itu mati.” (H.R. Muttafaq ‘Alaih).
Keterangan ini menegaskan bahwa berbuat aniaya pada binatang saja akan mendapatkan sanksi yang berat, apalagi pada manusia, tentu akan lebih berat lagi.
Berikut ini 5 cara mulia dalam Islam mengajarkan bagaimana seharusnya kita memperlakukan para pembantu rumah tangga sesuai dengan Sunnah Rasulullah, yaitu:
1. Posisikan pembantu sebagai saudara.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya pembantumu adalah saudaramu. Berikan makanan dan pakaian kepadanya sesuai dengan pakaian dan makananmu.” (H.R. Abu Daud).
Nabi SAW menekankan bahwa hubungan pembantu dengan majikan bukan semata-mata hubungan kerja dan fungsional, tetapi juga hubungan kekeluargaan dan persaudaraan atas dasar nilai-nilai kemanusiaan.
2. Jangan menakut-nakutinya
Banyak kasus, para pembantu ditakut-takuti oleh majikannya agar mau mengikuti kemauan majikan.
Perbuatan seperti ini hukumnya haram sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW, “Haram seorang menakut-nakuti saudaranya.” (H.R. Abu Daud dan Thabrani).
3. Jangan memakinya
Tidak sedikit pembantu yang kehormatannya diinjak-injak dengan dimaki-maki di depan umum hanya karena kesalahan sepele.
Padahal Rasulullah SAW membenci perbuatan seperti ini, sabdanya, “Memaki seorang muslim adalah fasik dan membunuhnya adalah kufur.” (H.R. Bukhari-Muslim)
4. Jangan berbuat zalim
Di antara bentuk perbutan zalim yaitu memberikan upah di bawah standar dan tidak memberi upah sesuai jadwal yang disepakati.
Kalau kita pernah menjanjikan mengupahnya setiap tanggal 1, kita wajib melaksanakan janji tersebut.
Seandainya kita tidak mampu menepatinya, kita wajib minta maaf atas keterlambatan tersebut. Sebab kalau tidak, berarti kita telah menzaliminya.
Rasulullah SAW bersabda “Jauhi zalim, karena akan menjadi sumber kegelapan pada hari kiamat.” (H.R. Bukhari-Mslim).
5. Bantu pekerjaannya
Fungsi pembantu yaitu membantu pekerjaan kita, karenanya usahakan untuk meringankan pekerjaannya.
Rasulullah SAW sangat menghargai orang-orang yang suka membantu meringankan beban pekerjaan orang lain, termasuk di dalamnya meringankan pekerjaan para pembantu, sabdanya,
“Siapa yang menolong kesusahan seorang muslim dari kesusahan-kesusahan dunia, pasti Allah akan menolongnya dari kesusahan-kesusahan akhirat. Siapa yang meringankan beban orang yang susah, niscaya Allah akan meringankan bebannya di dunia dan akhirat.
Siapa yang menutup aib seorang muslim niscaya Allah akan tutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selama si hamba itu suka menolong orang lain”. (H.R. Bukhari).
Itulah lima hal yang harus kita perhatikan dalam memperlakukan siapa pun yang menolong kita, apakah itu pembantu rumah tangga, sopir, buruh, dan yang lainnya.***