Inilah 6 Tips Jitu Agar Semangat Ibadah Kita Konsisten, Nomor 3 Dicontohkan Rasululah SAW

- 5 Maret 2021, 07:18 WIB
Inilah 6 Tips Jitu Agar Semangat Ibadah Kita Konsisten, Nomor 3 Dicontohkan Rasululah SAW
Inilah 6 Tips Jitu Agar Semangat Ibadah Kita Konsisten, Nomor 3 Dicontohkan Rasululah SAW /pixabay/

BAGIKAN BERITA - Ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Ibadah juga merupakan jembatan penghubung antara hamba dengan Rabbnya serta segala kasih sayang dan karunia yang ada pada-Nya.

Semakin kuat dan kokoh ibadah kita, semakin terlimpah curah rahmat dan karunia Allah kepadanya dan itulah yang diinginkan oleh setiap orang yang beriman.

Baca Juga: Buni Yani Pengunggah Potongan video pidato Ahok, Akhirnya Gabung Partai Ummat Besutan Amien Rais

Oleh Karena itu, semangat ibadah harus senantiasa dipupuk dan dipelihara agar ibadah yang kita lakukan menjadi bagian dari kenikmatan tertinggi.

Berikut ini Tips agar semangat ibadah kita tetap stabil yang telah dirangkum redaksi Bagian Berita dari berbagai sumber.

1. Harus Ikhlas.
Dalam agama Islam, ikhlas merupakan cara untuk mendapatkan ketenangan jiwa. Hanya seseorang yang memiliki iman kuat yang bisa berlaku ikhlas, karena itu sikap ini sangat mulia dan terpuji.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca 5 Maret 2021: Hati-Hati! Sedia Payung Bandung akan Hujan Disertai Petir dari Siang hingga Sore

Ikhlas adalah sikap menerima dengan lapang dada apapun yang sudah terjadi.
Ibadah yang dilakukan atas dasar keikhlasan akan membawa pada kenikmatan ruhiyah yang tidak dapat terkendala oleh keadaan fisik apapun.

Lebih dari itu, orang yang berlaku ikhlas tidak kecewa atas apapun yang terjadi setelah ia beribadah, bahkan ia tidak takut untuk mengambil resiko yang dapat merugikannya.

Sekali ia merasakan kenikmatan tersebut, maka ia akan semakin bersemangat beribadah, semakin dibuat rindu untuk senantiasa bersujud kepada-Nya, dan enggan untuk menjauh dari-Nya.

Baca Juga: Anang Hermansyah Sumringah, Azriel Menyusul Arsya dan Aurel Negatif Covid-19, Ashanty?

2. Bergaul dengan lingkungan orang-orang shaleh

Rasulullah SAW juga mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita.

Para ulama pun bernasehat agar kita selalu dekat dengan orang shaleh. Oleh karenanya, jika orang-orang shaleh dahulu kurang semangat dan tidak tegar dalam ibadah, mereka pun mendatangi orang-orang shaleh lainnya.

Itulah pentingnya bergaul dengan orang-orang yang shaleh. Oleh karena itu, sangat penting sekali mencari lingkungan yang baik dan mencari sahabat atau teman dekat yang semangat dalam menjalankan perintah agama sehingga kita pun bisa meniru amal-amal kebaikannya.

Baca Juga: Hasil Negosiasi, Kim Kardashian Dikabarkan Dapat Rumah Mewah di Hidden Hills dari Perceraian dengan Kanye West

Jika lingkungan atau teman kita adalah baik, maka ketika kita keliru, ada yang selalu menasehati dan menyemangati kepada kebaikan.

Nabi Ibrahim pernah berdoa, “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh.” (Q.S. Asy-Syu’ara [26]: 83)

Sangat penting doa ini dibaca di setiap waktu dan kesempatan karena lingkungan memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter seseorang.

Baca Juga: Waduh! Meski Sudah Sembuh dari Corona, Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar Gagal Nikah pada Tanggal Cantik

Memang, bergaul dengan lingkungan yang shaleh, bukan berarti akan membuat kita terbebas dari dosa.

Namun, jika kita bergaul dengan lingkungan yang tidak shaleh, maka rintangan yang dihadapi akan jauh lebih berat.

3. Selalu berdoa
Dalam bahasa Arab, doa sering diterjemahkan dengan memanggil, meminta, atau mengajak. Lebih khususnya lagi, doa sering diartikan sebagai permohonan yang dipanjatkan oleh makhluk kepada Sang Pencipta atau dalam hal ini penulis menerjemahkannya sebagai curhat manusia kepada Allah.

Baca Juga: Waduh! Militer Myanmar Siap Diberi Sanksi dan Isolasi oleh PBB: Kami Terbiasa dengan Sanksi, dan Kami Selamat

Orang yang selalu berdoa kepada Allah menandakan bahwa ia adalah orang yang dekat dengan Allah dan Allah pun akan dekat bahkan mengabulkan doa hamba-Nya.

Sebaliknya, orang yang malas untuk berdoa kepada-Nya termasuk orang-orang yang sombong sedangkan Allah sangat membenci orang-orang sombong.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa tidak (pernah) berdoa kepada Allah, maka Allah murka kepadanya.” (H.R. Muslim). Itulah mengapa kita dianjurkan untuk memperbanyak doa.

Baca Juga: Waduh! Akibat Krisis Keuangan Parah, Pembayaran Transfer Romelo Lukaku dari Inter Milan Ke MU Belum Lunas

Selain itu, Doa adalah senjata orang beriman. Karena itu, sudah semestinya kita sering memohon kepada-Nya untuk mendapatkan bimbingan dan petunjuk-Nya. Kekuatan doa sangat luar biasa.

Bahkan, doa bisa mengubah takdir sebagaimana dijelaskan dalam keterangan berikut. “Tiada sesuatu yang dapat menolak takdir kecuali doa, dan tidak ada yang dapat menambah umur kecuali amal kebajikan. Sesungguhnya seorang diharamkan rezeki baginya disebabkan dosa yang diperbuatnya.” (H.R. At-Tirmidzi dan Al-Hakim).

 4. Harsus bersungguh-sungguh atau serius dalam beramal
Kesungguhan dalam beramal berarti bersungguh-sungguh dan serius dalam melakukan amal shaleh disertai kemampuan menyingkirkan segala aral melintang yang dapat mengganggu kesungguhan tersebut.

Baca Juga: Inilah 7 Cara Sehat Rasululullah SAW yang Tidak Diketahui Banyak Orang, Nomor 4 Wajib Kita Teladani

Tidak jarang, amal yang dilakukan seseorang bernilai sia-sia akibat lalai, berleha-leha, serta tidak memiliki motivasi yang jelas dalam beramal.

Kesungguhan beribadah akan mempersempit ruang gerak setan sehingga tidak ada kesempatan untuk menggelincirkan manusia dalam kesesatan.

Kepada orang yang ibadahnya disertai dengan mujahadah, Allah akan memberikan petunjuk ke jalan yang diridhoi-Nya.

Baca Juga: Timur Tengah Membara, Pangkalan Militer AS di Irak Kembali Diserang 10 Roket, 1 Orang Kontraktor Sipil Tewas

Firman Allah ,“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al-’Ankabuut [29]: 69)

5. Introspeksi diri.
Mengintrospeksi diri adalah kewajiban setiap muslim yang ingin mencapai kebahagiaan hakiki di akherat kelak.

Seorang muslim yang selalu mengoreksi kesalahan dirinya di masa lalu, dia akan selalu mempertimbangkan hidupnya di masa yang akan datang sehingga kesalahan yang lalu tidak terulang. Allah berfirman:

Baca Juga: Waduh! Karena Membakar Foto Raja Thailand Seorang Aktivis dan Musisi Ini, Terancam Hukuman Penjara 15 Tahun

"ai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Hasyr [59]: 18).

6. Memperbanyak dzikir dan tobat.
Apabila iman sudah menyentuh relung hati yang paling dalam, niscaya penghayatan terhadap rasa ketuhanan akan mengisi buhul-buhul kehidupan dalam diri seorang mukmin.

Pemujaan terhadap egoisme dapat disingkirkan dengan meleburkan diri dalam ketaatan dan kepatuhan terhadap segala perintah Allah yang didasari kesadaran akan kehadiran-Nya.

Baca Juga: Wow! Wanita Asal Thailand Ini Akan Kaya Mendadak, Tidak Sengaja Menemukan Ambergris Senilai Rp3,7 miliar

Kesadaran seperti itulah yang dimaksud dengan dzikir.Dzikir, menurut penafsiran Al-Kalabazi adalah ingatan yang terus-menerus ada kepada Allah dalam hati serta menyebut namanya dengan lisan.

Zikir berfungsi sebagai alat kontrol bagi hati dan perbuatan agar jangan sampai menyimpang dari garis yang sudah ditetapkan oleh Allah.

Lebih dari itu, zikir akan mengantarkan seorang mukmin ke alam ketenangan batin, kestabilan jiwa, dan rasa kebahagiaan yang sebenarnya.

Baca Juga: Waduh! Baru Saja Gugat Cerai Suaminya Adilla Dimitri, Wulan Guritno Sudah Cium Sayang Lelaki ini: Good Night

Di dunia ini tidak ada manusia yang steril dari dosa. Artinya, semua orang pernah berbuat dosa. Yang membedakan kemudian adalah kadar dosa yang diperbuat, ada yang berbuat dosa kecil dan ada juga yang berbuat dosa besar.

Namun, Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Pengampun, Maha Penyayang, dan Maha Penerima Taubat. Sebesar apa pun dosa dan kesalahan hamba-Nya, Allah pasti akan menerima tobatnya selama tobat itu dilakukan dengan sungguh-sungguh. ***

 

 

Editor: Ali Bakti

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x