3. Munculnya Dajjal.
Di antara tanda-tanda datangnya kiamat adalah munculnya “seseorang” yang disebut Dajjal. Tentang Dajjal ini, ada sejumlah hadits shahih yang di antaranya disampaikan oleh ‘Abdullah Bin ‘Umar (semoga Allah meridhoinya) yang mengatakan:
“Rasulullah SAW berdiri di hadapan orang-orang, lalu memuji Allah sebagaimana layaknya, kemudian ia menyebut-nyebut Dajjal seraya mengatakan, ‘Sesungguhnya aku ingin mengingatkan kalian tentang Dajjal, dan tidak ada seorang nabi pun melainkan pasti ia mengingatkan kaumnya tentang itu.
Tapi aku akan mengatakan apa yang tidak dikatakan oleh nabi mana pun kepada kaumnya: bahwa Dajjal itu picak (bermata satu) dan bahwa Allah tidaklah picak.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
4. Turunnya Nabi ‘Isa AS.
Allah SWT Berfirman: “Dan karena ucapan mereka: 'Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah', padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.
"Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.'” (Q.S. [4]:157).
Hadits-hadits shahih menunjukkan bahwa Nabi Isa AS akan turun di akhir zaman, menjelang kiamat, selagi ada Dajjal, lalu beliau membunuhnya, memberlakukan hukum Islam, dan menghidupkan hukum-hukum Islam yang ditinggalkan manusia.
Baca Juga: Jadwal dan Link Streaming Euro 2020: Belanda VS Austria di Mola TV Dini Hari
Kemudian ia hidup di bumi dalam waktu yang Allah kehendaki, kemudian ia mati dan kaum Muslimin mensholatkan serta menguburkannya.
Dalam keterangan yang lain, Rasulullah SAW juga pernah bersabda: “Demi Dzat Yang diriku ada di tangan-Nya, hampir tiba masanya di mana Isa bin Maryam turun dengan membawa hukum yang adil, lalu ia menghancurkan salib, membunuh babi, menghapuskan pajak, melimpah-ruahkankan harta hingga tidak ada seorang pun yang mau menerimanya. Hingga satu kali sujud lebih baik dari dunia dengan segala isinya.” (H.R. Muttafaq ‘alalih).