Babak Baru Perang Timur Tengah, Amerika Serikat Balas Serangan, 22 Anggota Milisi Pro Iran di Suriah Tewas

27 Februari 2021, 09:59 WIB
Babak Baru Perang Timur Tengah, Amerika Serikat Balas Serangan, 22 Anggota Milisi Pro Iran di Suriah Tewas /pixabay/

BAGIKAN BERITA - Militer Amerika Serikat (AS) akhirnya membalas serangan tiga roket yang menerjang pangkalannya wilayah Kurdi di Irak Utara.

Serangan tersebut merupakan respon atas serangan yang dilakukan oleh milisi pro Iran terhadap pangkalan militer Amerika Serikat pada 15 Februari 2021 lalu yang menewaskan seorang kontraktor sipil dan lima orang lainnya termasuk seorang personel militer AS mengalami luka-luka.

Serangan balasan militer Amerika Serikat tersebut dilakukan pada Jumat 26 Februari 2021 waktu setempat. Akibat serangan tersebut menurut Juru Bicara Pentagon, John Kirby sekitar 22 anggota milisi pro Iran di Suriah tewas.

Baca Juga: Luar Biasa, Polisi Colorado, AS Berhasil Memecahkan Misteri Pembunuhan yang Telah 40 Tahun Belum Terungkap

Selain itu serangan balasan tersebut, telah menghancurkan sejumlah fasilitas di titik kontrol perbatasan yang digunakan oleh kelompok militan yang didukung Iran.

Menurut berita yang dilansir AFP, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa serangan yang pertama kali dilakukan setelah ia menjadi presiden sebagai peringatan bagi Iran.

"Anda tidak dapat bertindak dengan impunitas. [Iran] harus berhati-hati," kata Biden.

Baca Juga: Inilah 6 Tips Jitu agar Semangat Ibadah Kita Tetap Stabil, Nomor 6 yang Harus Banyak Dilakukan Setiap Orang

Seperti diketahui, serangan roket yang ditujukan kepada militer Amerika Serikat kala itu, sangat berdampak kepada moral pasukan amerika dan merupakan serangan yang paling berbahaya dalam kurun satu tahun belakangan ini.

Pada serangan itu, Saraya Awliya al-Dam sebuah milisi yang pro terhadap Iran yang menjadi musuh utama Amerika Serikat mengaku bertanggung jawab atas serangan yang ditujukan kepada pangkalan Amerika Serikat yang berada di bandara dekat kota Erbil tersebut.

Menurut berita yang dikutip dari twitter pada Selasa 16 Februari 2021, juru bicara koalisi Amerika Serikat mengatakan serangan tiga roket yang terjadi pada Senin lalu itu menyasar pasukan koalisi Amerika Serikat di Erbil ibukota Kurdi dekat dengan bandara.

Baca Juga: Inilah Hasil Undian Babak 16 Besar Liga Europa: Final Kesiangan, Big Match Manchester United Vs AC Milan

Bandara dilaporkan ditutup dan penerbangan dihentikan karena masalah keamanan.
Jurnalis Reuters melaporkan bahwa dia mendengar beberapa ledakan keras dan melihat kebakaran terjadi di dekat bandara.

Sebagai informasi serangan-serangan yang terjadi belakangan ini ke pangkalan militer Amerika Serikat berawal dari kematian jenderal Iran oleh serangan drone AS yang menewaskan jenderal top Iran Qassem Soleimani dan dan pendiri Kateeb Hazbollah, Abu Mahdi Al-Muhandis.

Kemudian direspon oleh Kateeb Hesbollah yang berhubungan dekat dengan Iran dengan menyerang pangkalan militer Amerika Serikat di Irak. Namun AS kemudian melakukan serangan balasan yang menewaskan 25 pejuang kelompok itu.

Baca Juga: Waduh! Para PNS Myanmar di Berbagai Kementerian Mogok Massal untuk Melumpuhkan Birokrasi yang Dikuasai Militer

Para pendukung Kateeb Hebollah kemudian mengepung kedutaan AS di Baghdad. Mereka menerobos batas luarnya dan melakukan pelanggaran yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Iran juga kemudian melakukan serangan sendiri untuk merespons pembunuhan Soleiman. Iran menembakkan rentetan rudal balistik di Pangkalan Militer AS di Ain Al-Asad di Irak Barat pada 8 Januari lalu.

Pada serangan tersebut tidak ada korban jiwa, tetapi 100 pasukan Amerika Serikat mengalami cedera otak traumatik.***

 

Editor: Ali Bakti

Sumber: REUTERS AFP

Tags

Terkini

Terpopuler