Buntut Pembunuhan Jamal Khashoggi, AS Larang Masuk 76 Warga Arab Saudi dan Pemblokiran Aset Pasukan Khususnya

27 Februari 2021, 11:04 WIB
Buntut Pembunuhan Jamal Khashoggi, AS Larang Masuk 76 Warga Arab Saudi dan Pemblokiran Aset Pasukan Khususnya / instagram//explore/tags/jamalkhashoggi/

BAGIKAN BERITA - Pembunuhan wartawan senior Jamal Khashoggi yang diduga kuat dilakukan oleh pasukan khusus Arab Saudi berbuntut panjang setelah Amerika Serikat (AS) memberikan sangsi.

Sangsi yang diberikan otoritas AS yaitu melarang masuk ke AS 76 warga negara Arab Saudi dan pemblokiran aset Pasukan Intervensi Cepat (RIF) yang terlibat dalam pembunuhan wartawan senior Jamal Khashoggi yang dibunuh di Turki.

Menurut laporan intelejen AS Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman atau MBS, telah menyetujui pembunuhan Jamal Khashoggi yang terjadi pada tahun 2018 lalu di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki.

Baca Juga: Babak Baru Perang Timur Tengah, Amerika Serikat Balas Serangan, 22 Anggota Milisi Pro Iran di Suriah Tewas

Hal ini diumumkan oleh Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, pada Jumat 26 Februari 2021 waktu setempat, setelah Amerika Serikat merilis laporan intejen ke publik.

"Kita telah memperjelas bahwa ancaman dan serangan lintas wilayah oleh Arab Saudi terhadap para aktivis, pembangkang dan jurnalis harus diakhiri. Mereka tidak akan ditoleransi oleh Amerika Serikat," kata Blinken seperti dirilis AFP, Sabtu 27 Februari 2021.

Unntuk merealisasi tindakannya pemerintahan AS akan melarang masuk 76 wara Saudi yang pernah mengancam pembangkang di luar negeri, termasuk dalam kasus Khashoggi.

Baca Juga: Luar Biasa, Polisi Colorado, AS Berhasil Memecahkan Misteri Pembunuhan yang Telah 40 Tahun Belum Terungkap

Selain itu, AS juga menjatuhkan sanksi kepada Pasukan Intervensi Cepat (RIF) yang merupakan pasukan elit Arab Saudi dan mantan pejabat intelijen Saudi, Ahmed al-Assiri yang disinyalir menjadi salah satu dalang pembunuhan Jamal Khashoggi.

Sangsi lanjutan untuk RIF juga diberikan Departemen Keuangan AS berupa pemblokiran aset. Masih menurut Menurut Departemen Keuangan AS Ahmed al-Assiri merupakan pemimpin operasi pembunuhan Jamal Khashoggi.

Seperti diketahui, Jamal Ahmad Khashoggi lahir 13 Oktober 1958 dan meninggal 2 Oktober 2018 pada usia 59 tahun.

Baca Juga: Inilah 6 Tips Jitu agar Semangat Ibadah Kita Tetap Stabil, Nomor 6 yang Harus Banyak Dilakukan Setiap Orang

Dia adalah wartawan Saudi, kolumnis Washington Post, penulis, dan mantan manajer umum dan pemimpin redaksi Al Arab News Channel.

Di dunia internasional, Khashoggi dikenal atas kontribusinya untuk Al Watan sehingga bisa menjadi ruang bagi kalangan progresif di Saudi.

Ia meninggalkan Arab Saudi pada tanggal 18 September 2017. Sejak itu, ia rutin menulis artikel yang mengkritik negaranya. Khashoggi adalah kritikus utama Putra Mahkota Mohammad bin Salman yang merupakan pemimpin de facto Arab Saudi.

Baca Juga: Inilah Hasil Undian Babak 16 Besar Liga Europa: Final Kesiangan, Big Match Manchester United Vs AC Milan

Khashoggi ditahan di konsultat Saudi di Istanbul pada tanggal 2 Oktober 2018. Sejumlah pejabat Turki percaya bahwa Khashoggi disiksa secara brutal selama beberapa hari dan dibunuh di dalam konsulat.

Pembunuhan tersebut dilakukan oleh 15 orang yang didatangkan langsung dari Arab Saudi.Penyiksaannya direkam, lalu jenazahnya dipotong dan diam-diam dikeluarkan dari konsulat.

Pada 19 Oktober lalu, pemerintah Saudi mengakui bahwa Khashoggi telah tewas di dalam konsulatnya. Mereka mengklaim bahwa pertikaian dengan Khashoggi menghasilkan "perkelahian yang menyebabkan kematiannya".***

 

Editor: Ali Bakti

Tags

Terkini

Terpopuler